Ruang keluarga atau lazim disebut sebagai living room, merupakan "mesin penggerak rumah" terhadap ruang-ruang lainnya. Posisi ruang yang umumnya berada di tengah itu memberikan pengaruh cukup besar terhadap pola aktivitas yang terjadi di dalam rumah.
Secara psikologis, lay out ruang keluarga diyakini mempunyai pengaruh terhadap hubungan kedekatan antaranggota keluarga. Karena itulah, diperlukan pertimbangan yang matang dalam merancang. Ini agar ruang tersebut dapat menjalankan perannya sebagai wadah komunikasi anggota keluarga dengan optimal.
Setiap keluarga memiliki kegiatan bersantai yang berbeda. Ruang keluarga sebaiknya merepresentasikan kebiasaan dan kebutuhan keluarga saat sedang berkumpul dan bersantai. Sebelum kita mendesain untuk menciptakan sebuah ruang keluarga yang nyaman, terlebih dahulu kita harus memahami fungsi dari living room yang sebenarnya. Ini agar ruang menjadi sudut yang nyaman (comfortable) dan tempat kumpul favorit bagi keluarga.
Secara psikologis, lay out ruang keluarga diyakini mempunyai pengaruh terhadap hubungan kedekatan antaranggota keluarga. Karena itulah, diperlukan pertimbangan yang matang dalam merancang. Ini agar ruang tersebut dapat menjalankan perannya sebagai wadah komunikasi anggota keluarga dengan optimal.
Setiap keluarga memiliki kegiatan bersantai yang berbeda. Ruang keluarga sebaiknya merepresentasikan kebiasaan dan kebutuhan keluarga saat sedang berkumpul dan bersantai. Sebelum kita mendesain untuk menciptakan sebuah ruang keluarga yang nyaman, terlebih dahulu kita harus memahami fungsi dari living room yang sebenarnya. Ini agar ruang menjadi sudut yang nyaman (comfortable) dan tempat kumpul favorit bagi keluarga.
Problematika yang dihadapi ruang dengan ukuran kurang dari 16m2 atau lebih dari 30m2 pada dasarnya sama. Keduanya menghadapi masalah bagaimana dapat menjadi nyaman dan mengakomodasikan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Fungsi Dasar
Di Jepang, ruang keluarga adalah ruang minum teh (cha sit shu) yang memiliki hierarki tertinggi di dalam rumah. Di Timur Tengah, ruang tempat kumpul keluarga ini dibagi dua, yaitu ruang untuk perempuan (birun) dan ruang untuk laki-laki (anderun). Di barat, ruang keluarga selain sebagai tempat bersantai, juga berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu.
Sesuai kebudayaan timur, fungsi ruang keluarga di Indonesia adalah tempat untuk berkumpul dan bersantai bagi anggota keluarga inti. Dahulu, ruang ini hanya terdiri dari jejeran kursi dan meja, digunakan untuk duduk mengobrol. Sesuai dengan perkembangan zaman, ruang keluarga memiliki fungsi tambahan, yaitu sebagai sarana hiburan, misalnya mendengarkan musik dan menonton TV.
Bagi keluarga yang memiliki anak balita yang membutuhkan space lebih luas untuk bergerak, ruang keluarga seringkali didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjadi area bermain anak. Perabot yang ada di area ini dikombinasikan dengan perangkat mainan anak-anak sehingga tidak mengurangi fungsi dari living room yang sebenarnya.
Tak jarang juga, ruang keluarga digunakan sebagai ruang belajar atau ruang melakukan kegiatan hobi (ruang musik, menjahit, atau melukis). Orang tua atau muda tidak memiliki ruangan khusus untuk melakukan aktivitas keseharian mereka. Selain itu, efisiensi lahan juga menyebabkan ruang keluarga dijadikan sebagai ruang untuk melaksanakan bermacam-macam kegiatan.
Pola hidup yang tidak formal, yang berlangsung di kota-kota besar, menyebabkan ruang keluarga juga mengalami pergeseran dari fungsi awalnya. Ia digunakan untuk menerima tamu, kerabat dekat, dan rekan kerja. Ruang ini tak jarang juga digunakan untuk pesta kecil, seperti arisan atau perayaan Lebaran, Natal, atau tahun baru.
Di sisi lain, kesibukan kehidupan di kota besar cenderung membuat ruang keluarga tidak dapat berfungsi sebagaimana desain awalnya. Terkadang ruangan ini hanya digunakan sebagai tempat persinggahan sementara. Penghuni rumah telah mempunyai kesibukan sendiri-sendiri. Di kamar pribadi mereka pun telah tersedia fasilitas yang memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.
Dalam kasus di atas, ruang keluarga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dirancang dan ada di dalam rumah hanya sebagai "pajangan", nyaris tidak pernah digunakan. Tujuan utama ruang untuk berkumpul tidak digunakan karena tidak ada waktu untuk itu, terutama apabila anggota keluarga di dalam rumah sudah dewasa.
Nah, bagaimana Anda hendak menentukan fungsi ruang keluarga Anda? Kembali, Anda hendaknya merumuskan terlebih dulu kebutuhan Anda dan keluarga.
Fungsi Dasar
Di Jepang, ruang keluarga adalah ruang minum teh (cha sit shu) yang memiliki hierarki tertinggi di dalam rumah. Di Timur Tengah, ruang tempat kumpul keluarga ini dibagi dua, yaitu ruang untuk perempuan (birun) dan ruang untuk laki-laki (anderun). Di barat, ruang keluarga selain sebagai tempat bersantai, juga berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu.
Sesuai kebudayaan timur, fungsi ruang keluarga di Indonesia adalah tempat untuk berkumpul dan bersantai bagi anggota keluarga inti. Dahulu, ruang ini hanya terdiri dari jejeran kursi dan meja, digunakan untuk duduk mengobrol. Sesuai dengan perkembangan zaman, ruang keluarga memiliki fungsi tambahan, yaitu sebagai sarana hiburan, misalnya mendengarkan musik dan menonton TV.
Bagi keluarga yang memiliki anak balita yang membutuhkan space lebih luas untuk bergerak, ruang keluarga seringkali didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjadi area bermain anak. Perabot yang ada di area ini dikombinasikan dengan perangkat mainan anak-anak sehingga tidak mengurangi fungsi dari living room yang sebenarnya.
Tak jarang juga, ruang keluarga digunakan sebagai ruang belajar atau ruang melakukan kegiatan hobi (ruang musik, menjahit, atau melukis). Orang tua atau muda tidak memiliki ruangan khusus untuk melakukan aktivitas keseharian mereka. Selain itu, efisiensi lahan juga menyebabkan ruang keluarga dijadikan sebagai ruang untuk melaksanakan bermacam-macam kegiatan.
Pola hidup yang tidak formal, yang berlangsung di kota-kota besar, menyebabkan ruang keluarga juga mengalami pergeseran dari fungsi awalnya. Ia digunakan untuk menerima tamu, kerabat dekat, dan rekan kerja. Ruang ini tak jarang juga digunakan untuk pesta kecil, seperti arisan atau perayaan Lebaran, Natal, atau tahun baru.
Di sisi lain, kesibukan kehidupan di kota besar cenderung membuat ruang keluarga tidak dapat berfungsi sebagaimana desain awalnya. Terkadang ruangan ini hanya digunakan sebagai tempat persinggahan sementara. Penghuni rumah telah mempunyai kesibukan sendiri-sendiri. Di kamar pribadi mereka pun telah tersedia fasilitas yang memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.
Dalam kasus di atas, ruang keluarga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dirancang dan ada di dalam rumah hanya sebagai "pajangan", nyaris tidak pernah digunakan. Tujuan utama ruang untuk berkumpul tidak digunakan karena tidak ada waktu untuk itu, terutama apabila anggota keluarga di dalam rumah sudah dewasa.
Nah, bagaimana Anda hendak menentukan fungsi ruang keluarga Anda? Kembali, Anda hendaknya merumuskan terlebih dulu kebutuhan Anda dan keluarga.
Comments
Post a Comment