Para ekonom senantiasa membohongi publik bahwa resesi dan depresi adalah bagian alami dari siklus bisnis. Namun kenyataan yang sebenarnya tidaklah seperti itu. Resesi dan depresi selalu terjadi bila Bank Sentral memanipulasi jumlah uang beredar, yang tujuan akhirnya adalah memastikan semakin banyak kekayaan yang ditransfer dari masyarakat ke tangan mereka. Bank Sentral sendiri merupakan metamorfasa dari pedagang uang di zaman dahulu…
48 S.M. : Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat koin emas dari tangan pedagang uang di zamannya untuk kepentingan masyarakat. Dengan suplai uang baru yang berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi dan pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar memenangkan hati dari rakyatnya.
Tetapi para pedagang uang membencinya dan karena itu Caesar dibunuh. Setelah kematian Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian juga korupsi.
Pada akhirnya suplai uang di Roma berkurang sampai 90%, yang menyebabkan rakyat jelata kehilangan tanah dan rumahnya.
30 : Yesus Kristus untuk pertama kalinya menggunakan kekerasan untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait Allah.
Ketika orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem, mereka harus membayar dengan koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak murni) Koin jenis itu adalah satu-satunya koin perak murni tanpa gambar Raja, karenanya bagi Yahudi itu adalah satu-satunya koin yang bisa diterima oleh Tuhan.
Sayangnya koin ini jumlahnya tidak banyak, para pedagang uang mengumpulkan hampir semuanya, dan harga dari koin ini menjadi sangat mahal karenanya. Mereka memaksa orang-orang Yahudi untuk membayar mahal koin ini dan mendapatkan keuntungan yang besar.
Yesus mengusir para pedagang uang ini karena tindakan monopoli mereka yang merusak kesucian rumah Allah. Beberapa hari kemudian, Yesus disalib.
1024 : Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris dan secara umum disebut sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan dalam bentuk kwitansi deposit emas dari masyarakat kepada para tukang emas karena kebanyakan orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas. Kertas-kertas kwitansi ini pun mulai diperdagangkan dan digunakan dalam perdagangan sehari-hari karena lebih nyaman dan mudah dibawa daripada koin emas dan perak.
Lama kelamaan para tukang emas ini memperhatikan bahwa hanya sebagian kecil dari para deposannya yang akan datang mengambil kembali emas mereka, dan mereka mulai mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih banyak kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka miliki dan tidak ada orang yang benar-benar menyadari tindakannya. Para tukang emas meminjamkan emas dalam bentuk kwitansi melebihi emas yang sebenarnya mereka miliki dan menagih bunga atas pinjamannya kepada orang-orang.
Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai Fractional Reserve Banking, sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan kepercayaan diri mereka terus bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa meminjamkan 10 kali lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.
Para tukang emas ini juga menemukan bahwa dengan mengendalikan suplai uang di sebuah masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan mempermudah dan mempersulit pinjaman secara berkala.
Caranya adalah pada suatu ketika mempermudah pinjaman kepada orang-orang, menyebabkan jumlah uang beredar bertambah di masyarakat, kemudian berpindah ke mempersulit ataupun menghentikan pinjaman kepada orang-orang, mengambil kembali suplai uang yang beredar dan menyebabkan sebagian orang kesulitan membayar.
Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari siklus ini adalah akan ada sebagian orang yang tidak sanggup membayar. Karena tidak bisa mendapatkan pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar ini akan menyatakan bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para tukang emas dengan harga murah.
Sampai saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom and bust, resesi, depresi, ini hanya kata-kata untuk membodohi dan menutupi penipuan kejahatan dari para pedagang uang.
1100 : Raja Henry I menggantikan Raja William II menjadi raja Inggris. Dia mengambil kembali dari para pedagang uang hak untuk mendistribusikan uang di masyarakat. Uang yang dia gunakan adalah dalam bentuk yang sama sekali berbeda, sebatang kayu! Nama uang ini adalah talley stick, yang kemudian merupakan salah satu uang yang bertahan paling lama, 726 tahun sampai tahun 1826 (sekalipun bentuk uang lain juga muncul bersamaan di antara masa itu).
1225 : St. Thomas Aguinas lahir, dan pada zaman itu Dia memimpin Gereja Katolik untuk melarang pengenaan bunga (riba) atas uang.
Konsep ini adalah mengikuti ajaran Aristoteles bahwa tujuan dari uang adalah untuk melayani anggota masyarakat dan memfasilitasi perdagangan barang. Pengenaan bunga atas uang akan melenceng dari tujuan tersebut karena bunga menciptakan beban tambahan terhadap penggunaan uang.
Oleh karena itu, ajaran Gereja di abad pertengahan Eropa melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1509 : Raja Henry VIII menggantikan Raja Henry VII menjadi raja Inggris. Pada masa itu dia memperlonggar aturan pengenaan bunga atas pinjaman uang. Para pedagang uang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera mengekspansi bisnis perdagangan uang mereka. Pada masa ini juga Gereja Inggris memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, yang masih tetap melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1553 : Ratu Mary I menggantikan Putri Jane Grey menjadi Ratu Inggris. Pada masa ini, Ratu memperketat kembali aturan bunga pinjaman uang. Para pedagang uang yang marah segera membalas dengan cara memperketat suplai uang dengan menahan emas dan perak mereka dan menyebabkan ekonomi Inggris lumpuh.
1558 : Ratu Elizabeth I naik tahta, dan memutuskan bahwa untuk mengendalikan suplai uang dia harus mengedarkan koin emas dan perak sendiri, dan berhasil mengambil kendali suplai uang dari para pedagang uang.
1609 : Para pedagang uang di Belanda mendirikan Bank Sentral pertama dalam sejarah di Amsterdam.
1642 : Pedagang uang membiayai Oliver Cromwell untuk melancarkan revolusi di Inggris, supaya mereka bisa memegang kendali atas suplai uang kembali. Dalam perang yang penuh darah, Cromwell akhirnya menggulingkan Raja Charles I dan memberikan hukuman mati kepadanya tahun 1649.
Para pedagang uang segera mengkonsolidasikan kembali kekuatan mereka dan selama beberapa dekade berikut memprakarsai berbagai perang dengan biaya yang sangat tinggi untuk kerajaan Inggris. Mereka juga mengambil kepemilikan atas sebidang properti di tengah kota London yang saat ini dikenal dengan nama City of London.
1688 : Para pedagang uang di Inggris bekerja sama dengan rekan mereka yang lebih sukses di Belanda, melancarkan sebuah invasi ke Inggris. Dipimpin oleh William of Orange, mereka merebut tahta kerajaan Inggris. William of Orange kemudian menjadi raja Inggris dengan sebutan Raja William III tahun 1689.
1694 : Selama 50 tahun yang penuh dengan peperangan, pemerintah Inggris akhirnya kesulitan dalam pembiayaan dan harus meminjam kepada para pedagang uang. Para pedagang uang bersedia meminjamkan uang mereka dengan syarat mereka akan diberikan hak untuk mendirikan sebuah bank swasta dengan hak menciptakan kredit.
Nama dari bank ini adalah Bank of England, yang dinamai demikian dengan tujuan satu-satunya adalah untuk membohongi publik bahwa seolah-olah itu adalah milik pemerintah.
Modal awal yang seharusnya disetor untuk mendirikan bank ini adalah 1,25 juta pound dalam bentuk koin emas, nyamun kenyataannya hanya 750 ribu pound yang benar-benar disetor oleh para pedagang uang ini. Namun hal ini tidak menghalangi mereka untuk segera memulai pinjaman kepada kerajaan Inggris dengan mengenakan bunga atas setiap sen yang mereka pinjamkan.
Salah satu Direkturnya pernah mengatakan, “Bank ini mendapatkan keuntungan dari uang-uang yang dia ciptakan tanpa modal, dan semua pinjamannya harus dijamin dengan pajak yang harus dibayar oleh rakyat Inggris.”
Tak lama kemudian, Bank of England segera menyerang talley stick, bentuk uang lain yang masih beredar pada masa itu.
1698 : Selama empat tahun pertama Bank of England, rencana mereka untuk mengendalikan suplai uang berkembang dengan pesat. Hutang awal yang sebelumnya cuma 1,25 juta pound sekarang sudah bertambah menjadi 16 juta pound! Ini adalah peningkatan sebesar 1280% hanya dalam 4 tahun.
Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana, sebagai contoh bila uang yang beredar di sebuah negara adalah 5 juta pound, dan Bank Sentral kemudian menerbitkan 15 juta pound baru dan mengedarkannya di masyarakat dalam bentuk pinjaman, maka ini akan melemahkan nilai dari 5 juta pound yang sebelumnya ada. 5 juta pound itu sekarang hanyalah 25% dari perekonomian. Dengan demikian bank mengontrol 75% dari sirkulasi uang di negara tersebut. Ini adalah tahap I dari skema kerja mereka.
Hal ini sekaligus menciptakan inflasi yang merupakan pengurangan nilai uang yang dimiliki setiap orang karena masyarakat tersebut dibanjiri dengan uang baru dari Bank Sentral. Karena nilai uangnya bertambah kecil, maka orang-orang mulai pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman modal untuk menjalankan usaha dan lain-lain. Saat Bank Sentral merasa cukup puas dengan tingkat hutang dari masyarakat tersebut, mereka akan mulai mengetatkan suplai uang dengan mempersulit pinjaman. Ini adalah tahap II dari skema kerja mereka.
Tahap III, duduk manis dan menunggu sebagian debitur gagal bayar / bangkrut, ini akan memberikan kesempatan kepada bank untuk menyita kekayaan riil, bisnis, properti dll, dengan membayar harga murah kepada pemilik sebelumnya. Inflasi tidak pernah memberikan efek jelek terhadap bank, mereka adalah satu-satunya grup yang mendapatkan manfaat darinya, sebab bila mereka kekurangan uang mereka tinggal mencetak lebih banyak.
1757 : Benjamin Franklin (salah satu pemimpin revolusi Amerika) menuju Inggris dan menghabiskan 18 tahun berikut di sana sampai menjelang perang Revolusi.
1760 : Mayer Amschel Bauer mengganti namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild dan mendirikan House of Rothschild. Dia menemukan bahwa memberikan pinjaman kepada pemerintah jauh lebih menguntungkan daripada memberikan pinjaman kepada individu, sebab nilai pinjaman kepada pemerintah lebih besar dan hutangnya dijamin oleh pajak dari rakyat negara yang bersangkutan. Kemudian dia melatih kelima anaknya seni penciptaan uang ini.
1764 : Benjamin Franklin ditanya oleh Bank of England mengapa koloni mereka, Amerika, bisa bertambah makmur dan dia menjawab “Gampang saja. Di Amerika kami menerbitkan uang kami sendiri. Kami menyebutnya Colonial Scrip. Kami menerbitkannya sesuai dengan proporsi permintaan dari perdagangan dan industri yang memproduksi semua barang dari produsen ke konsumen. Dengan mengendalikan mata uang kami sendiri, kami mengendalikan daya beli mata uang kami, dan kami tidak berhutang kepada siapapun.”
Mendengar penjelasan ini, parlemen Inggris segera mengeluarkan aturan Currency Act tahun 1764. Mereka melarang koloni mereka untuk mengeluarkan mata uang sendiri dan semua pajak diharuskan untuk dibayarkan dalam bentuk koin emas maupun perak.
Dalam autobiografinya, Franklin berkata, “Dalam waktu satu tahun, kondisi Amerika berbalik dengan sebelumnya, depresi mulai terjadi, dan orang-orang kehilangan pekerjaan mereka… Negeri koloni ini sebenarnya dengan senang hati bersedia membayar sedikit pajak atas produksi teh dan lainnya seandainya uang mereka tidak diambil oleh Inggris”
Hilangnya hak koloni untuk mengeluarkan mata uang mereka sendiri dari tangan Raja George III dan para bankir internasional inilah yang menyebabkan perang revolusi.
Kontrol atas sistem keuangan Amerika ini kemudian berganti tangan selama 8 kali sejak 1764.
1775 : Tanggal 19 April, dimulainya perang revolusi di Lexington, Massachusetts. Saat itu koloni sudah tidak punya koin emas dan perak karena habis untuk membayar pajak kepada kerajaan Inggris. Akibatnya, pemerintahan kolonial mencetak uang kertas untuk membiayai perang.
Saat perang dimulai, suplai uang Amerika berjumlah 12 juta dolar. Di akhir perang, jumlahnya menjadi 500 juta dolar, dan akibatnya mata uang ini menjadi tak berharga.
1781 : Menjelang akhir dari perang revolusi Amerika, Konggres sudah putus asa akan persediaan uang. Jadi mereka mengizinkan kepala pengawas finansial, Robert Morris, untuk membuka sebuah bank swasta, dengan harapan bisa mengatasi masalah kekurangan uang.
Morris adalah orang kaya yang mendapatkan rezekinya di masa revolusi dengan berdagang material perang. Bank Sentral pertama di Amerika ini disebut dengan Bank of North America, yang diizinkan untuk beroperasi selama 4 tahun, yang dioperasikan dengan cara yang serupa dengan Bank of England. Mereka bisa mempraktekkan fractional reserve banking, menciptakan uang yang tidak mereka miliki, meminjamkannya kepada orang lain dengan mengenakan bunga atas pinjamannya.
1785 : Walaupun berjanji untuk mengatasi masalah suplai uang, tetapi kenyataannya Robert Morris tidak berhasil melakukan apapun selain menciptakan keuntungan untuk pribadinya, dan hak kartel banknya pun tidak diperpanjang Konggres.
1791 : Bank Sentral kedua berhasil didirikan atas lobi dari Robert Morris, Alexander Hamilton, dan Thomas Willing. Nama dari bank ini adalah First Bank of the United States, yang sebenarnya sama persis dengan Bank of North America. Mereka mendapatkan kartel selama 20 tahun dan berhak memonopoli pengadaan uang dari Amerika. 80% dari sahamnya dikuasai oleh swasta dan 20% lainnya oleh pemerintah. Namun, sama seperti Bank of England maupun Bank of North America, para pemegang saham swasta ini sebenarnya tidak menyetor penuh modal mereka, mereka menggunakan uang deposit dari pemerintah untuk menciptakan kredit bagi mereka sendiri untuk membeli 80% saham mereka.
Pemegang saham swasta di bank ini tidak pernah diumumkan, namun secara umum dipercayai bahwa Rothschildlah yang ada di baliknya.
Pada tahun 1790, saat Alexander Hamilton sedang mengajukan pendirian bank ini kepada Konggres, Mayer Amschel Rothschild di Frankfurt, Jerman, mengatatakan hal ini, “Biarkan saya yang mengontrol uang sebuah negara, maka saya tidak peduli siapa yang menulis hukum di negara tersebut.”
1796 : Selama 5 tahun sejak pendiriannya, pemerintah Amerika sudah meminjam 8,2 juta dolar dari Bank Sentral ini, dan harga barang-barang sudah melonjak sebanyak 72%. Saat itu presiden Thomas Jefferson berkata, “Saya berharap kita bisa mengamandemen konstitusi kita untuk mengambil hak meminjam dari pemerintahan federal.”
1798 : M.A. Rothschild mengirim anaknya, Nathan, yang saat itu berumur 21 tahun ke Inggris. Dengan modal 20.000 pound, dia mendirikan sebuah bank di sana.
1800 : Di Perancis, Bank of France didirikan. Tetapi Napoleon memutuskan untuk tidak berhutang kepada bankir. Dia berkata “Bila pemerintah tergantung pada para bankir untuk mendapatkan uang, maka bankirlah dan bukan pemerintah yang sedang memegang kendali. Tangan yang memberi di atas tangan yang menerima. Uang tidak mengenal nasionalisme, para bankir tidak memiliki patriotisme, satu-satunya tujuan mereka adalah keuntungan.”
1803 : Presiden Thomas Jefferson bersepakat dengan Napoleon, Amerika akan memberikan 3 juta dolar emas sebagai ganti atas sisi Barat sungai Missisipi. Ini dikenal sebagai pembelian Louisiana.
Napoleon menggunakan uang ini untuk membentuk pasukan, dan mulai menaklukkan Eropa. Bank of England segera bangkit membiayai perang melawan Napoleon dan mendapatkan keuntungan besar dari perang tersebut. Prussia, Austria, dan Rusia semuanya terbenam dalam hutang dalam usaha untuk menghentikan Napoleon.
1807 : Nathan Rothschild menyelundupkan emas dari Perancis menuju Spanyol untuk membiayai serangan Duke of Wellington terhadap Napoleon.
1811 : Masa 20 tahun kartel First Bank of the United States berakhir. Nathan Rothschild mengancam “Bila aplikasi kartel ini tidak diperpanjang, Amerika akan terlibat dalam perang yang mengerikan.”
Presiden keempat Amerika saat itu, James Madison, sangat membenci bankir, dan bersama dengan Wakil Presiden, George Clinton, mereka berhasil menghalangi Senat untuk memperpanjang kartel bank.
1812 : Seperti yang dijanjikan Nathan Rothschild, akhirnya Inggris menyerang Amerika. Namun, karena pada saat yang bersamaan Inggris masih sibuk berperang melawan Napoleon, sampai perang berakhir tahun 1814, Amerika belum berhasil dikalahkan.
1814 : Napoleon kalah dan dibuang ke sebuah pulau di Italy, Elba.
1815 : Napoleon berhasi melarikan diri dan kembali ke Perancis. Dia berhasil mengumpulkan kembali pasukan, tetapi akhirnya kalah kembali dari Duke of Wellington di perang Waterloo.
Nathan Rothschild mengirim salah satu orang kepercayaannya, Rothworth untuk memantau perang tersebut. Begitu hasil perang akhir diketahui, Rothworth segera kembali ke Inggris untuk memberitahu kepada Nathan. Nathan mengetahui kabar ini 24 jam lebih cepat daripada Wellington sendiri di London.
Nathan segera menuju bursa saham London dan menjual besar-besaran. Para pedagang yang lain percaya ini adalah pertanda bahwa Napoleonlah yang memenangkan perang dan mereka pun ikut menjual dalam kepanikan.
Pasar benar-benar goncang, dan semua orang mulai menjual surat hutang pemerintahan Inggris, tetapi Rothschild diam-diam membeli kembali dalam jumlah besar saat harga surat hutang itu jatuh beberapa jam kemudian. Surat-surat hutang ini bisa dikonversikan dengan saham Bank of England, dengan cara itulah Rothschild mengambil alih Bank of England, dan sejak saat itu mengendalikan suplai uang di Inggris.
Nathan Rothschild mengatakan bahwa selama 17 tahunnya di Inggris, dia berhasil melipatgandakan 20.000 pound yang dia bawa sebesar 2500 kali lipat menjadi 50 juta pound!
Sebagian orang bertanya, mengapa bankir menyukai perang? Sederhana saja, bankir membiayai kedua belah pihak yang berperang. Perang adalah generator hutang terbesar dari sebuah negara. Sebuah negara bersedia meminjam berapapun juga agar bisa memenangkan perang. Hasil akhir sebenarnya sudah diketahui dari awal. Sang pecundang akan dibiayai secukupnya, dan pihak yang dibiayai besar-besaran akan memenangkan perang.
Bagaimana bankir memastikan uang mereka bisa kembali? Semua pinjaman diberikan hanya ketika mereka mendapatkan jaminan pemerintah bahwa hutang yang mereka berikan akan dibayarkan saat perang dimenangkan.
1816 : Konggres Amerika kembali mengizinkan Bank Sentral swasta didirikan. Kali ini namanya “Second Bank of the United States.” Bentuk dan pemegang sahamnya adalah lagi-lagi sama dengan First Bank of the United States.
1826 : Talley stick ditarik dari peredaran uang di Inggris.
1828 : Perekonomian Amerika yang sudah dimanupulasi gila-gilaan oleh Bank Sentralnya menyebabkan banyak orang bangkit melawan mereka. Anggota Senat Andrew Jackson menyampaikan kampanye menuju Presiden dengan target utama membubarkan Bank Sentral.
Jackson memenangkan pemilihan Presiden dan langsung beraksi menyingkirkan orang-orang suruhan bankir yang menjabat di pemerintahan. Dia memecat 2.000 orang dari total 11.000 pegawai pemerintahan Federal saat itu.
1832 : Walaupun para bankir membiayai lebih dari 3 juta dolar untuk calon yang mereka sukai, Henry Clay, Jackson tetap terpilih kembali sebagai Presiden Amerika. Motto kampanyenya “Jackson and No Bank!” Presiden Jackson dalam pidato kemenangannya mengatakan “Bahaya korupsi ini cuma terhalangi, belum benar-benar mati.”
1833 : Presidan Jackson menunjuk Roger Taney sebagai Sekretaris Keuangan Negara, dan menginstruksikannya memulai penarikan deposit pemerintah di Second Bank of the United States.
Kepala Second Bank of the United States, Nicholas Biddle, menggunakan pengaruhnya di Senat untuk menolak rencana Roger, dan mengancam memprakarsai sebuah depresi bila kartel mereka tidak diperpanjang.
Biddle berkata, “Tidak ada hal lain selain penderitaan masif yang bisa mempengaruhi Konggres... Saya sama sekali tidak ragu, bila tiba saat itu, mereka akan memperpanjang kartel ini.”
Kemudian Second Bank of the United States memperketat peredaran uang di Amerika, mereka memanggil kembali pinjaman mereka dan menolak memberikan pinjaman baru. Kepanikan dan kekacauan finansial pun muncul, dan Amerika memasuki masa depresi. Apa yang dilakukan Biddle sekali lagi membuktikan kepada dunia seperti apa Bank Sentral sebenarnya.
Biddle tanpa rasa malu malahan menyalahkan Presiden Jackson, bahwa Presidenlah yang menyebabkan depresi.
1835 : Konggres memutuskan untuk membatalkan pengambilan deposit negara dari Second Bank of the United States.
1836 : Kartel Second Bank of the United States tidak diperpanjang. Nicholas Biddle ditangkap dan dituntut atas tuduhan penipuan.
1838 : Pada tanggal 8 Januari Jackson membayar pembayaran terakhir hutang pemerintah. (Dia adalah satu-satunya Presiden Amerika yang pernah melunasi hutang pemerintah dalam sejarah Amerika sampai hari ini)
Seorang pembunuh bayaran, Richard Lawrence mencoba menembak Jackson, namun tidak berhasil. Di pengadilan dia divonis tidak bersalah atas dalih dia sudah gila. Setelah bebas, Lawrence terang-terangan mengatakan di publik dia bekerja untuk sekelompok orang berkuasa di Eropa yang berjanji akan melindunginya bila dia tertangkap.
Ketika ditanya apa pencapaian terpenting yang pernah dilakukan dalam hidupnya, Jackson berkata “Penutupan Bank Sentral”
Perlu waktu 75 tahun bagi para keluarga bankir untuk bangkit kembali dan mendirikan bank sentral berikut, Federal Reserve. Kali ini mereka menggunakan keturunan langsung mereka sendiri, Jacob Schiff, keturunan dari Rothschild.
1850 : Jacob (James) Rothschild ditaksir memiliki kekayaan sebesar 600 juta Franc, lebih banyak 150 juta Franc dari seluruh bankir di Perancis dijadikan satu.
1852 : Perdana Menteri Inggris, William Gladstone, mengatakan “Sejak saya bertugas di sini, saya mulai menyadari ternyata pemerintah tidak berkuasa atas masalah finansial. Mereka memang tidak direncanakan untuk berkuasa, pekerjaan sebenarnya mereka adalah melindungi dan menutupi “Kekuatan Kaya.”
1861 : Perang Sipil Amerika dimulai. Penyebab perang bukan masalah perbudakan seperti yang sering dikatakan orang. Negara bagian Utara berperang dengan Negara bagian Selatan karena sengketa tarif perdagangan tidak adil yang diterapkan Utara yang memaksa Selatan harus mengimpor barang dari Eropa dengan harga yang lebih mahal. Eropa pada akhirnya juga menghentikan impor dari Negara bagian Selatan.
Para bankir melihat kesempatan besar untuk memecah belah dan menaklukkan Amerika, mereka membiayai Napoleon III Perancis untuk menaklukkan Meksiko di sebelah Selatan dan pada saat yang sama Inggris menempatkan pasukan mereka di Kanada (Utara).
Presiden Lincoln, yang menyadari dirinya sedang dalam masalah besar, bersama dengan Sekretaris Keuangan Salomon Chase, pergi ke New York dan mencoba mendapatkan pinjaman dari bankir.
Para bankir menawarkan pinjaman dengan bunga antara 24 sampai 36 persen, Lincoln menolak dan kembali ke Washington. Lincoln kemudian bertanya kepada salah satu Kolonelnya, Dick Taylor, bagaimana cara membiayai perang ini. Taylor mengatakan padanya untuk pergi ke Konggres dan keluarkan sebuah peraturan pemerintah tentang penerbitan mata uang kertas sendiri. Uang kertas ini adalah mata uang resmi dari negara, dan semua orang diwajibkan untuk menerimanya sebagai alat tukar.
1862 : Lincoln mulai mencetak 450 juta dolar mata uang baru. Uang ini menggunakan tinta hijau di sisi belakangnya untuk membedakan diri dari uang kertas lainnya saat itu, oleh karena itu dolar mulai disebut dengan nama “Greenbacks” Uang ini tidak dikenai bunga dan dapat digunakan untuk membayar pasukan dan membeli persediaan barang mereka.
Presiden Lincoln adalah presiden terakhir Amerika yang bisa menerbitkan mata uang tanpa hutang… Mengenai masalah uang, Lincoln berkata “Pemerintahlah yang seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai dengan kemampuan belanja dari pemerintah dan daya beli dari masyarakat. Dengan mengadopsi prinsip ini, rakyat bisa dibebaskan dari bunga pajak yang sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan majikannya.”
Mengenai pernyataan dari Lincoln ini, The Times dari London kemudian menuliskan sebuah propaganda, yang datang dari para bankir, “Seandainya kebijakan dari benua Republik Amerika Utara ini benar-benar diterapkan, pemerintah akan memiliki uang mereka tanpa ongkos. Mereka bisa melunasi hutang mereka dan menjadi negara bebas tanpa hutang. Mereka akan memiliki semua uang yang mereka butuhkan untuk menjalankan perdagangan. Mereka akan menjadi makmur melebihi negara manapun di dunia. Pemerintahan itu harus dihancurkan atau dia akan menghancurkan semua monarki di muka bumi.”
1863 : Tsar Alexander II Rusia memberikan sebuah bantuan tak terduga kepada Lincoln. Tsar mengatakan bahwa bila Inggris ataupun Perancis mengintervensi perang sipil, dan membantu Negara bagian Selatan, Rusia akan menganggap ini sebagai deklarasi perang. Untuk membuktikan kata-katanya, Rusia mengirimkan sebagian kapal perangnya menuju San Fransico.
Bantuan ini, tentu saja bukan karena Tsar orang yang baik hati. Tsar melihat maksud dari para bankir besar, dan diapun telah menolak pendirian bank sentral di Rusia seperti yang diminta oleh bankir elit Eropa. Dia menyadari bahwa bila Amerika jatuh ke tangan Inggris atau Perancis, maka mereka akan berada dalam kendali Bank Sentral lagi. Ekspansi sedemikian besar dari kekaisaran bankir, cepat atau lambat akan mengancam Rusia.
1865 : Lincoln ditembak seorang pembunuh bayaran.
Hanya ada satu kelompok yang memiliki alasan dan keinginan untuk menyingkirnya, Bankir Internasional. Mereka sangat khawatir atas ambisi kredit dari Presiden Amerika tersebut.
Tak lama kemudian, para bankir kembali memperjuangkan pendirian bank sentral. Mereka juga ingin menghapuskan greenbacks, dan menghidupkan kembali mata uang standar emas, yang memang mereka miliki. Ini bertentangan dengan kebijaksanaan Lincoln yang menerbitkan greenbacks, yang dibacking hanya oleh niat baik dan kredit dari Amerika.
Para bankir ingin mengendalikan semua mata uang dan kredit dari semua negara di dunia. Dalam waktu 8 tahun sejak kematian Lincoln, mereka berhasil menerapkan sistem standar emas kembali di Amerika Serikat.
1866 : Para pemilik bank sentral Eropa menginginkan agar bank sentral Amerika segera didirikan dan mata uang Amerika harus dibacking oleh emas. Emas adalah komoditi yang tidak tersedia banyak dan oleh karenanya lebih gampang untuk dimonopoli. Lebih baik dibandingkan dengan perak, yang tersedia secara berlimpah di Amerika.
Pada 12 April, atas prakarsa bankir elit Eropa, Konggres mengizinkan Sekretaris Keuangan untuk memperketat suplai uang untuk menarik kembali mata uang greenbacks.
Akibatnya, suplai uang berkurang drastis:
* 1866 : $1.800.000 dalam peredaran : $50.46 per kapita
* 1867 : $1.300.000 dalam peredaran : $44.00 per kapita
* 1876 : $ 600.000 dalam peredaran : $14.60 per kapita
* 1886 : $ 400.000 dalam peredaran : $ 6.67 per kapita
Dalam waktu 20 tahun sejak 1866, 2/3 suplai uang Amerika ditarik oleh bankir dan menyebabkan kehilangan daya beli sebesar 760% bagi rakyat Amerika. Uang sulit didapat karena pinjaman bank ditarik dan pinjaman baru tidak diberikan.
1872 : Ernest Seyd dikirim ke Amerika oleh Rothschild, pemilik Bank of England. Dia diberikan $100.000 yang dipakai untuk menyuap sebanyak anggota Konggres yang dia bisa. Misinya adalah mendemoneterisasi perak, yang ditemukan secara berlimpah di sisi Barat Amerika dan mengancam keuntungan Rothschild.
1873 : Ernest Seyd tampaknya menggunakan uangnya dengan “bijak”, Konggres meluluskan sebuah peraturan baru “Coinage Act,” yang menyebabkan pembuatan koin perak dihentikan sama sekali.
1874 : Koin emas adalah bentuk mata uang satu-satunya di Amerika.
1876 : Atas manipulasi suplai uang di Amerika, 1/3 angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan keresahan sosial mulai timbul. Sebagian orang mulai menuntut untuk kembali ke Greenbacks ataupun ke uang perak. Hasilnya, Konggres membentuk “Komisi Perak Amerika Serikat” untuk menginvestigasi masalah tersebut.
Tampaknya komisi ini mengetahui para bankirlah yang ada di balik masalah ini. Dalam salah satu laporannya, mereka menulis:
Zaman kegelapan dalam sejarah disebabkan oleh berkurangnya uang dan jatuhnya harga… Tanpa uang, peradaban tidak bisa dimulai, dan ketika suplai uang terus berkurang, akhirnya peradaban akan berakhir. Di era awal Kerajaan Romawi, jumlah uang metal adalah 1.800.000.000,- di akhir abad ke-15 suplai uang tinggal 200.000.000,- Dalam sejarah kita tidak bisa menemukan masa yang lebih gelap daripada masa dari Kerajaan Romawi ke Zaman Kegelapan.
Sekalipun mendapatkan laporan dari komisi ini, Konggres tidak bertindak.
1877 : Kerusuhan mulai terjadi dari Pittsburgh sampai Chicago. Para bankir berkumpul dan memutuskan bahwa mereka akan tetap dengan kebijakan mereka. Mereka tahu bahwa walaupun keadaan memang kacau, tetapi mereka tetap orang yang sedang memegang kendali. Dalam rapat Asosiasi Bankir Amerika, mereka menekankan kepada semua anggotanya untuk menolak semua gagasan untuk kembali ke Greenbacks.
1878 : Tanggal 28 Febuari Konggres mengesahkan “Sherman Law.” Hukum ini memperbolehkan pembuatan terbatas koin perak. Namun tidak berarti semua orang yang membawa perak ke Amerika bisa menjadikannya dolar perak. Uang Amerika masih tetap dibacking oleh emas paska Ernest Seyd.
Beredarnya uang tambahan dalam perekonomian, yang diikuti oleh mulai diberikannya pinjaman oleh bankir, karena mereka sudah yakin atas kendali mereka, mengakhiri masa depresi paska perang sipil.
1881 : Wakil partai Repulik, James Garfiel terpilih sebagai Presiden Amerika. Bankir tidak menyukainya, dia adalah mantan Ketua Komite Pengawas dan juga anggota departemen Banking and Currency. Garfield mengetahui dengan pasti penipuan para bankir terhadap orang Amerika. Pada hari pelantikannya, dia berkata, “Siapa yang mengendalikan volume uang di sebuah negara adalah tuan sebenarnya dari industri dan perdagangan… dan ketika Anda sadar bahwa keseluruhan sistem ini sebenarnya mudah untuk dikendalikan, oleh sekelompok kecil orang di atas, Anda tak perlu diberitahu lagi dari mana datangnya periode deflasi dan depresi.”
Tanggal 2 Juli Presiden Garfiels mati ditembak.
1891 : Para bankir menciptakan booming perekonomian selama satu dekade dan kemudian memprakarsai sebuah masa depresi supaya mereka bisa membeli ribuan rumah dan lahan pertanian dengan harga beberapa sen per dolar. Mereka juga menyiapkan sebuah rencana untuk menjatuhkan perekonomian dalam waktu dekat. Dalam salah satu memo kepada Asosiasi Bankir Amerika, yang ditemukan dalam catatan Konggres duapuluh tahun kemudian, terbaca :
“Pada tanggal 1 September 1894, kami tidak akan memperpanjang masa pinjaman kami atas pertimbangan apapun. Pada 1 September, kami akan meminta kembali uang kami. Kami akan menyita jaminan yang gagal bayar. Kami akan mengambil alih 2/3 lahan pertanian di sebelah Barat Missisipi, dan ribuan kavling lainnya di Timur Missisipi, dengan harga yang kami buka… Para petani akan menjadi penyewa, sama seperti di Inggris…”
1896 : Isu sentral dari pemilihan Presiden kali ini adalah seputar penerbitan lebih banyak perak sebagai uang. Wakil Partai Demokrat William Bryan maju sebagai anti standar emas dan menginginkan perak sebagai uang. Bankir mendukung wakil Partai Republik, William Mckinley yang membela standar emas. Mckinley menyuruh para manufaktur dan industrialis mengancam kepada pegawai mereka bahwa bila Bryan yang terpilih, semua pabrik akan tutup dan tidak akan ada pekerjaan.
Taktik ini berhasil, Mckinley mengalahkan Bryan.
1898 : Paus Leo XIII mengatakan hal ini tentang bunga pinjaman,
“Di satu sisi ada sekelompok orang yang memegang kekuasaan karena mereka memiliki kekayaan besar, yang mengendalikan semua pekerja dan perdagangan, yang memanipulasi untuk kepentingan pribadi semua suplai uang, yang bahkan lebih berpengaruh daripada pemerintah sendiri, di sisi yang lain ada sekelompok besar lainnya yang tidak berdaya dan hidup menderita. Bunga pinjaman (riba), yang sudah berkali-kali dilarang oleh Gereja, masih dipraktekkan hari ini walaupun dengan bentuk yang berbeda, supaya sekelompok kecil orang kaya bisa mendapatkan keuntungan dari orang miskin yang hidup hanya sedikit lebih baik dibanding seorang budak.”
1907 : Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk mendirikan sebuah bank sentral pribadi di Amerika. Rothschild, Jacob Schiff, dalam sebuah pidatonya kepada Departemen Perdagangan New York, berkata, atau lebih tepatnya, mengancam:
“Kecuali kami mendapatkan hak pendirian Bank Sentral dengan kendali kredit yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan finansial terbesar dalam sejarahnya.”
Agen dari Rothschild, J.P. Morgan yang akan melaksanakan misi ini. Bapak dari J.P. Morgan, Julius Morgan, adalah agen finansial Amerika untuk Inggris, dan setelah kematiannya, J.P. Morgan mulai bermitra dengan Edward Grenville, mantan Direktur Bank of England.
Inilah tahun saat para bankir mulai melancarkan serangan. J.P. Morgan dan beberapa temannya memprakarsai kejatuhan bursa saham. Mereka mengetahui ada banyak bank-bank kecil yang meminjamkan terlalu banyak, sebagian bahkan cuma memiliki cadangan 1% berkat sistem penipuan fractional reserve banking. Dalam beberapa hari, orang-orang yang antri menarik simpanan mereka dari bank menjadi pemandangan biasa.
Morgan kemudian maju ke publik dan mengumumkan bahwa dia akan menalangi bank-bank ini. Namun apa yang tidak dia katakan adalah uang untuk melakukannya adalah datang dengan cara mencetak uang baru. Ajaibnya, Konggres mengizinkannya! Morgan mencetak $200.000.000 uang kertas nyaris tanpa modal, yang tidak dibacking oleh emas sama sekali, yang bisa digunakan orang-orang untuk membeli barang-barang dan jasa, dan sebagian masuk ke bank cabangnya untuk dipinjamkan ke orang lain dengan mengenakan bunga!
Hasilnya, masyarakat umum mulai kembali percaya kepada uang kertas. Tapi yang terpenting adalah mulai saat itu kekuasaan perbankan mulai terkonsolidasi ke tangan sekelompok kecil bank skala besar.
1908 : Dengan berakhirnya kepanikan finansial, J.P. Morgan dipuji sebagai pahlawan oleh Presiden Woodrow Wilson, yang dengan sombongnya berkata,
“Semua kekacauan akan bisa dihindari bila kita mengangkat 6 atau 7 orang seperti J.P. Morgan sebagai komite untuk mengatasi masalah keuangan negara kita. Roosevelt juga menandatangani peraturan pembentukan “Komisi Moneter Nasional”, yang bertujuan mempelajari masalah perbankan dan memberikan rekomendasi kepada Konggres. Tak perlu ditanya, anggota komisi ini dipenuhi oleh J.P. Morgan dan kroni-kroninya.
Ketua komisi ini adalah Senator Nelson Aldrich dari Rhode Island, salah satu keluarga bankir terkaya di Amerika. Putrinya kemudian menikah dengan John D. Rockefeller Jr., yang kemudian melahirkan 5 anak laki-laki (termasuk Nelson Rockefeller yang menjadi Wakil Presiden tahun 1974 dan David Rockefeller yang menjadi Ketua Council of Foreign Relations)
Senator Aldrich kemudian menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar ke Eropa, yang mana dia berkonsultasi dengan Bank Sentral Inggris, Perancis, dan Jerman, atau lebih tepatnya berkonsultasi kepada Rothschild, Rothschild, dan Rothschild.
1910 : Senator Aldrich kembali ke Amerika. Tak lama kemudian dia mengadakan sebuah pertemuan rahasia dengan beberapa keluarga terkaya di Amerika ke Pulau Jekyll, dekat Georgia.
Di grup ini, hadir juga Paul Warburg, yang digaji $500.000 pertahun oleh perusahaan milik Rothschild : Kuhn, Loeb & Company. Uang ini akan digunakan untuk melobi Konggres untuk mendirikan sebuah bank sentral di Amerika. Hadir juga di pertemuan itu Jacob Schiff.
Rothschild, Warburg, dan Schiff, yang keturunannya sudah saling dikawinkan pada dasarnya telah menjadi keluarga yang sama.
Pertemuan itu sedemikian rahasia sehingga pada saat itu hanya nama depan yang boleh digunakan para partisipan untuk mencegah para pelayan mengetahui identitas mereka. Belasan tahun kemudian, salah seorang partisipan, Frank Vanderlip, Presiden dari National Citibank dan representatif dari keluarga Rockefeller, mengkonfirmasi pertemuan itu. Dia berkata,
“Pertemuan itu harus dirahasiakan, karena bila diketahui orang-orang bahwa kami berkumpul dan merancang sebuah Undang-Undang perbankan, maka Undang-Undang itu dipastikan tidak akan diluluskan oleh Konggres.”
Pada masa itu masalah dari bankir elit tersebut adalah ada terlalu banyak bank di Amerika (mendekati 20.000). Pada tahun 1913 hanya 29% bank yang merupakan bank Nasional dan total deposit yang mereka kumpulkan hanya 57% dari pangsa pasar.
Seperti yang dikatakan oleh John Rockefeller, “Kompetisi itu Dosa!”
Senator Aldrich bertahun-tahun kemudian mengakui di sebuah majalah, “Sebelum Undang-Undang ini disahkan, para Bankir New York cuma bisa mendominasi di kota New York. Sekarang kami mendominasi cadangan uang di seluruh Amerika.”
Jadi salah satu tujuan dari para konspirator itu adalah mengontrol bank-bank kecil menengah. Hal kedua yang perlu diketahui adalah saat itu perekonomian sedemikian kuat sehingga kebanyakan ekspansi korporasi dibiayai oleh keuntungan usaha mereka, bukan lewat pinjaman bank. Sepuluh tahun pertama di abad itu, 70% sumber pendanaan korporat datang dari keuntungan usaha mereka. Dan para bankir tidak suka dengan hal itu.
Setelah pertemuan selama 9 hari di Pulau Jekyll, akhirnya mereka berhasil merancang sebuah paket Undang-Undang yang mereka sebut “Aldrich Bill”. Mereka segera mengumpulkan 5 juta dolar untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan dan membiayai para professor Universitas untuk mendukung Undang-Undang itu.
Bank Sentral baru ini pada dasarnya sama saja dengan Bank of the United States, yang akan mendapatkan hak monopoli atas mata uang Amerika dan bisa menciptakan kredit tanpa modal. Dan untuk memberikan kesan ke publik bahwa dia seolah-olah dikendalikan oleh pemerintah, para Dewan Gubernur di Bank Sentral akan ditunjuk oleh Presiden dan disetujui oleh Senat.
Hal ini tidak masalah buat para bankir karena mereka tahu mereka selalu bisa membeli suara para politisi, hanya orang-orang yang mereka inginkan yang akan duduk di Dewan Gubernur.
1913 : Calon partai Demokrat Woodrow Wilson yang dibiayai besar-besaran oleh para bankir memenangkan pemilu. Saat kebanyakan anggota Senat lainnya sedang libur untuk merayakan hari Natal, pada tanggal 22 Desember Senat Amerika menyetujui pendirian Federal Reserve, Bank Sentral Amerika.
Menarik untuk diketahui beberapa minggu sebelumnya, Konggres menyetujui sebuah Undang-Undang untuk mengenakan pajak penghasilan kepada rakyat Amerika. Undang-Undang ini dilobi oleh Senator Aldrich, yang kemudian dikenal sebagai Amandeman ke-16. Undang-Undang ini sangat penting, karena pada dasarnya sistem Federal Reserve akan membawa Amerika ke jurang hutang pemerintahan Federal yang tak terbatas.
Satu-satunya jaminan bahwa bunga dari pinjaman bisa dilunasi adalah dengan mengenakan pajak kepada rakyat , seperti yang sudah mereka lakukan di Bank of England.
Berikut adalah pemegang saham dari Federal Reserve:
• Rothschild Bank of London
• Rothschild Bank of Berlin
• Warburg Bank of Hamburg
• Warburg Bank of Amsterdam
• Lehman Brothers of New York
• Lazard Brothers of Paris
• Kuhn Loeb Bank of New York
• Israel Moses Seif Banks of Italy
• Goldman, Sachs of New York
• Chase Manhattan Bank of New York
Perlu Anda ketahui juga Presidan cuma menunjuk 2 dari 7 Dewan Gubernur Federal Reserve. Masa jabatan Presiden cuma 4 tahun, tetapi masa jabatan Dewan Gubernur adalah 14 tahun! Memang perlu juga Senat untuk menyetujui penunjukan ini, tetapi seperti yang selalu kita lihat, suara mereka selalu bisa dibeli karena bankirlah yang membiayai kampanye mereka.
Berikut empat tahap bagaiman Federal Reserve menciptakan uang tanpa modal:
1. Federal Open Market Committee menyetujui pembelian surat hutang pemerintah Amerika.
2. Surat hutang itu dibeli Federal Reserve.
3. Federal Reserve akan membayar surat hutang ini dengan kredit elektronik ke rekening bank pemerintah.
4. Bank menggunakan deposit ini sebagai cadangan uang. Mereka kemudian bisa meminjamkan uang tersebut sampai sebesar 10 kali lipat deposit tersebut, semuanya dengan bunga.
Sebagai contoh, Federal Reserve membeli surat hutang sebesar 1 juta dolar. Uang ini pada akhirnya bisa menjadi 10 juta dolar di rekening bank. Jadi 10% dari uang-uang baru ini datang dari Federal Reserve, dan 90% lainnya diciptakan oleh bank.
Untuk mengurangi jumlah uang beredar, proses ini dibalik. Federal Reserve akan menjual surat hutang yang mereka pegang ke publik dan uang kemudian mengalir keluar dari rekening si pembeli. Pinjaman dari bank akan dikurangi sebesar 10 kali lipat dari jumlah uang tersebut. Jadi bila Federal Reserve menjual 1 juta dolar surat hutang, pada akhirnya akan ada pengurangan 10 juta dolar uang beredar di masyarakat.
Sebenarnya apa manfaat sistem ini bagi para bankir? (yang sebelumnya berkumpul di Pulau Jeckyll)
1. Ini mencegah usaha reformasi perbankan di masa mendatang, Federal Reserve akan menjadi satu-satunya produsen uang di Amerika.
2. Ini mencegah sistem uang tanpa hutang oleh pemerintah, seperti Greenbacks yang diterbitkan Lincoln.
3. Ini mendelegasikan kepada para bank hak untuk menciptakan 90% suplai uang berkat system fractional reserve banking, yang mana semua uang itu bisa dipinjamkan dengan mengenakan bunga.
4. Ini menciptakan kontrol suplai uang dan keuntungan pribadi di tangan mereka.
5. Ini menciptakan bank sentral pribadi yang bebas dari campur tangan politik.
1914 : Permulaan perang dunia I. Rothschild Jerman meminjamkan uang kepada Jerman, Rothschild Inggris meminjamkan kepada Inggris, dan Rothschild Perancis meminjamkan uang kepada Perancis.
Satu tahun sejak diluluskannya Undang-Undang Federal Reserve, salah satu Representatif Chales Lindbergh Sr., mengatakan bahwa Federal Reserve menciptakan “siklus bisnis” dan memanipulasinya untuk keuntungan pribadi. Dia berkata,
“Untuk menciptakan harga tinggi, Federal Reserve hanya perlu untuk menurunkan suku bunga…, menciptakan ekspansi kredit dan kenaikan harga saham, kemudian saat para pedagang dan pengusaha mulai terbiasa dengan keadaan ini… mereka akan menaikkan suku bunga dan mulai menuai rezeki.”
Mereka bisa menyebabkan pendulum naik dan turun dengan lambat dan teratur dengan merubah suku bunga secara perlahan, ataupun menciptakan kekacauan dan fluktuasi besar dengan merubah suku bunga dalam rentang yang lebih lebar. Apupun pilihan mereka, mereka selalu memiliki informasi dalam yang bisa mereka gunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Ini adalah keuntungan paling kuat, paling berbahaya yang pernah diberikan kepada sekelompok pihak swasta oleh Pemerintah.
Sistem ini benar-benar privat, dirancang dengan tujuan satu-satunya adalah memberikan keuntungan maksimal dengan menggunakan uang orang lain. Mereka selalu tahu terlebih dahulu kapan akan terjadi kepanikan. Mereka juga selalu tahu kapan harus mengakhiri kepanikan. Inflasi dan deflasi sama menguntungkannya bagi mereka yang bisa mengendalikan keuangan.
1915 : J.P. Morgan menjadi agen penjualan “Dewan Material Perang” bagi Inggris dan Perancis yang sedang berperang, dan menjadi konsumen terbesar di planet ini, menghabiskan 10 juta dolar per hari. Selain dia, Presiden Woodrow Wilson juga menunjuk Bernard Baruch menjadi kepala “Dewan Industri Perang.”
Menurut sejarahwan James Perloff, Bernard Baruch dan keluarga Rockefeller mendapatkan keuntungan sekitar 200 juta dolar pada masa Perang Dunia I.
Kebanyakan orang percaya untuk menjaga efektifitas suplai uang, uang harus dibacking oleh benda berharga seperti emas. Namun, siapa yang akan mengontrol emas? Wakil partai Republik, Charles Lindbergh berkata,
“Federal Reserve sudah mendominasi kepemilikan emas dan sertifikat emas.”
1916 : Presiden Wilson mulai menyadari tingkat kerusakan yang dia lakukan kepada Amerika dengan menciptakan Federal Reserve. Dia berkata,
“Kita telah menjadi salah satu pemerintahan terburuk yang ada dalam peradaban, bukan lagi pemerintahan yang memilik kebebasan berpendapat, bukan lagi pemerintahan yang dijalankan oleh mayoritas suara, tetapi sebuah pemerintahan yang didominasi oleh sekelompok kecil orang. Sebagian orang-orang besar di Amerika, di dunia perdagangan dan manufaktur, sedang takut akan sesuatu. Mereka tahu ada sebuah kekuatan yang begitu terorganisir, begitu tak terlihat, begitu rumit, yang mana mereka sebaiknya tidak bicara terlalu keras kalau ingin mengutukinya.”
1917 : Jacob Schiff menghabiskan 20 juta dolar untuk membiayai Revolusi Rusia. Keluarga bankir ini masih belum memaafkan Tsar Rusia karena dua dosa besar yang dia lakukan, tidak mengizinkan pendirian bank sentral di Rusia dan dukungan Tsar kepada Lincoln saat perang sipil.
Secara umum orang mempercayai bahwa Komunisme adalah kebalikan dari Kapitalisme, jadi mengapa para kapitalis mendukungnya? (Revolusi Rusia) Menurut Gary Allen, seorang peneliti,
“Kalau Anda mengerti bahwa sosialisme bukanlah program bagi-bagi kekayaan, melainkan sebuah metode untuk mengkonsolidasikan kekayaan, maka paradox mengapa orang-orang super kaya mempromosikan sosialisme tidak lagi sebuah paradox. Sebaliknya itu benar-benar masuk akal. Komunisme, atau lebih tepatnya sosialisme, bukanlah pergerakan yang dimulai oleh kalangan kelas bawah, melainkan oleh kaum elit ekonomi.”
1919 : Bulan Januari Konferensi Perdamaian Paris dimulai paska Perang Dunia I. Para bankir menempatkan Pemerintahan Dunia (World Government) sebagai agenda utama mereka. Paul Warburg dan Bernard Baruch menghadiri bersama Presiden Wilson. Sayangnya, dunia belum siap dengan gagasan penghilangan batas negara, jadi rencana mereka untuk sementara gagal.
Rencana Pemerintahan Dunia ini disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa. Walaupun ada negara yang menerimanya, Konggres Amerika menolaknya. Tanpa dukungan dan persetujuan dari Departemen Keuangan, para bankir gagal mendirikan Liga Bangsa-Bangsa.
1920 : Warren Harding terpilih sebagai Presiden Amerika. Ini adalah awal dari dekade “roaring twenties,” (masa booming bursa saham). Walaupun terpuruk dalam hutang akibat Perang Dunia I dan mengumpulkan hutang 10 kali lebih banyak dibandingkan saat perang sipil, perekonomian Amerika tumbuh dengan pesat. Selain itu, emas mengalir masuk selama perang dan berlanjut selama 1920-an.
Alasan pertumbuhan ini adalah Presiden Harding mengurangi pajak domestik, dan meningkatkan tarif import ke tingkat sangat tinggi.
1921 : Penemu bola lampu, Thomas Alfa Edison, mengkritik Federal Reserve dalam sebuah artikel di harian New York Times pada 6 Desember,
“Bila sebuah negara bisa menerbitkan surat hutang, maka dia juga bisa menerbitkan mata uang. Elemen yang membuat sebuah surat hutang baik, juga akan membuat mata uangnya baik… Benar-benar gila mengatakan sebuah negara bisa menerbitkan 30 juta dolar surat hutang tetapi tidak boleh menerbitkan 30 juta dolar mata uang. Dua-duanya adalah janji untuk membayar, tetapi yang satu menguntungkan si pemberi riba, satunya lagi menguntungkan rakyat banyak.”
1922 : Kutipan Presiden Theodore Roosevelt yang meninggal tahun 1919 muncul di harian New York Times tanggal 27 Maret,
“Para bankir Internasional dan Standard Oil Rockefeller mengendalikan mayoritas surat kabar dan mereka mengusir para pegawai yang menolak bersekongkol untuk menutupi korupsi dan kekuatan tak terlihat mereka di pemerintahan.”
Menurut Walikota New York, John Hylan,
“Penguasa sebenarnya dari Republik ini adalah Standard Oil Rockefeller bersama sekelompok kecil bankir internasional. Kelompok ini menjalankan pemerintahan Amerika demi kepentingan pribadi mereka. Mereka mengontrol kedua belah partai politik, menulis platform politik, dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin… Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan majalah di negeri ini.”
1923 : Presiden Warren Harding mati secara misterius. Penyebabnya mungkin keracunan maupun stroke, tetapi jenasahnya tidak pernah diotopsi. Wapres Calvin Coolidge menggantikannya dan melanjutkan kebijakan penurunan pajak dan peningkatan tarif import.
Kebijakan mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah Federal selama Perang Dunia I sebesar 38% menjadi tinggal 16 milyar dolar. Sejak saat itu Federal Reserve mulai membanjiri perekonomian dengan kredit murah, suplai uang tumbuh 62%.
1924 : Menjelang kematiannya, Woodrow Wilson berkata, “Saya secara tak sengaja telah menghancurkan negaraku.”
1927 : Bulan Juli, Gubernur Bank of England Montagu Norman, Benjamin Strong dari Federal Reserve, dan Dr. Hjalmar Scharcht dari Reichsbank (Jerman) mengadakan pertemuan. Montagu Norman ingin agar emas Inggris yang mengalir ke Amerika selama Perang Dunia I dikembalikan ke Inggris.
1929 : Bulan April, Paul Warburg mengirimkan peringatan ke kroni-kroninya bahwa depresi sudah direncanakan pada akhir tahun ini. Para pemain raksasa Wall Street seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, Joseph Kennedy, Bernard Baruch, dll keluar sama sekali dari bursa saham dan menyimpan uang mereka dalam bentuk uang tunai maupun emas.
Bulan Agustus, Federal Reserve mulai memperketat suplai uang. Pada 24 Oktober bankir besar New York memanggil kembali piutang 24 jam mereka. Artinya broker saham dan pelanggan mereka harus menjual saham mereka untuk menutupi hutang mereka, tak peduli berapun harga saham saat itu.
Bursa saham crash pada hari itu (The Black Thursday).
Federal Reserve mengklaim mereka akan melindungi negara dari depresi dan inflasi, namun mereka terus mengurangi suplai uang. Antara 1929 sampai 1933, mereka mengurangi suplai uang sebesar 33%.
Dalam beberapa minggu sejak crash, 3 milyar dolar kekayaan menguap. Dalam waktu satu tahun, 40 milyar dolar menghilang. Tentu saja, uang ini tidak benar-benar hilang, dia cuma berpindah tangan ke sekelompok kecil orang, seperti yang sudah mereka rencanakan. Sebagai contoh Joseph Kennedy (Bapak dari John F. Kennedy), pada tahun 1929 kekayaannya adalah 4 juta dolar. Pada tahun 1935, kekayaannya sudah mencapai lebih dari 100 juta dolar.
Para bankir dan kroni-kroninya yang sebelumnya sudah membeli emas sebelum crash mengirimkan emas tersebut ke London. Artinya uang kerugian dari kebanyakan rakyat Amerika tidak menghilang, uang tersebut cuma berpindah tangan.
Uang tersebut kemudian digunakan di negara lainnya, terutama lebih dari 30 milyar dolar untuk membangun kembali Jerman atas kehancuran yang terjadi pada masa Perang Dunia I dan untuk mempersiapkan Perang Dunia II. Menurut Louis McFadden, Ketua dari House Banking & Currency Committee antara tahun 1920 – 1931,
“Pasca Perang Dunia I, Jerman jatuh ke tangan Bankir Internasional. Bankir tersebut membeli dan mengontrol industri, tanah, hasil produksi, dan fasilitas publik lainnya. Mereka juga membiayai Adolf Hitler untuk mengancam pemerintahan Bruening yang mulai membangkang.”
1930 : Charles Dawes (agen dari Rothschild dan Wakil Presiden pada masa kepresidenan Calvin Coolidge antara 1925-1929), Owen Young (agen Rothschild, pendiri RCA dan Komisar General Electric antara 1922-1939), dan Hjalmar Schacht (Presiden Reichsbank) mendirikan Bank for International Settlements (BIS).
BIS adalah “bank sentralnya bank sentral.” IMF dan World Bank bertransaksi dengan pemerintah, sedangkan BIS hanya bertransaksi dengan bank sentral. Semua pertemuan dilakukan secara tertutup dan melibatkan bank sentral utama dari seluruh dunia. Misalnya mantan Gubernur Federal Reserve, Alan Greenspan, akan pergi ke kantor pusat BIS di Basel, Swiss, 10 kali per tahun untuk menyelenggarakan pertemuan pribadi.
BIS memiliki kekuasaan besar dan kebal dari kendali pemerintah. Kekebalan mereka antara lain:
1. Kekebalan diplomatik bagi anggota dan barang yang mereka bawa.
2. Tidak ada pajak kepada mereka, termasuk gaji.
3. Penjagaan selevel kedutaan bagi gedung dan kantor BIS di seluruh dunia, termasuk Cina dan Meksiko.
4. Tidak diperkenankan untuk diselidiki oleh pemerintah.
5. Bebas dari semua restriksi imigrasi.
6. Bebas untuk menyimpan semua jenis komunikasi.
7. Bebas dari semua yurisdikasi legal, mereka bahkan memiliki pasukan kepolisian sendiri.
Dewan Gubernur BIS, hanya lima yang dipilih, sisanya adalah anggota permanen, yaitu:
• Nout H E M Wellink, Amsterdam (Chairman of the Board of Directors)
• Hans Tietmeyer, Frankfurt am Main (Vice-Chairman)
• Axel Weber, Frankfurt am Main
• Vincenzo Desario, Rome
• Antonio Fazio, Rome
• David Dodge, Ottawa
• Toshihiko Fukui, Tokyo
• Timothy F Geithner, New York
• Alan Greenspan, Washington
• Lord George, London
• Hervé Hannoun, Paris
• Christian Noyer, Paris
• Lars Heikensten, Stockholm
• Mervyn King, London
• Guy Quaden, Brussels
• Jean-Pierre Roth, Zürich
• Alfons Vicomte Verplaetse, Brussels
Profesor dari Georgetown dan sejarahwan, Carrol Quigley, dalam buku yang dia tulis pada tahun 1975, Tragedy And Hope, mengatakan,
“Kekuatan dari kapitalisme finansial memiliki sebuah rencana yang lebih jauh, yaitu menciptakan sebuah sistem finansial dunia yang dikendalikan oleh tangan swasta yang mana orang-orang ini juga dapat mendominasi sistem politik dan ekonomi dari setiap negara secara keseluruhan. Sistem ini akan dikendalikan dengan model feodal oleh bank sentral di seluruh dunia yang menjalankan rencana ini secara bersama-sama.”
Puncak dari sistem ini adalah Bank for International Settlement di Basel, Swiss (tuan rumah konggres pertama Zionist Dunia, dipimpin oleh Theodor Herzl tahun 1897), sebuah bank swasta yang dimiliki dan dikendalikan oleh para bank sentral yang juga adalah perusahaan swasta.
“Setiap bank sentral… berencana untuk mendominasi pemerintahannya lewat kemampuannya untuk mengendalikan pinjaman, memanipulasi nilai tukar, mempengaruhi tingkat aktivitas perekonomian, dan mempengaruhi para politisi kooperatif dengan memberikan imbalan ekonomi di dunia bisnis.”
Sebagian Senator yang dipimpin Henry Cabot Lodge berjuang untuk menghalangi Amerika terlibat di Bank Sentral Dunia ini. Pada akhirnya Federal Reserve tetap mengirimkan anggotanya dalam pertemuan di Swiss, sampai tahun 1994 baru Amerika secara resmi menjadi anggotanya.
1932 : Louis McFadden mengatakan,
“Di negara ini kita memiliki sebuah institusi paling korup yang pernah ada di dunia. Yang saya maksudkan adalah Federal Reserve... Institusi iblis ini telah memiskinkan rakyat Amerika dan membangkrutkan pemerintah. “
1933 : Presiden Franklin D. Roosevelt memerintahkan penyitaan emas rakyat Amerika, kecuali untuk koin emas koleksi. Rakyat diberikan pilihan, menyerahkan koin emas mereka, dengan dibayar harga resmi $20,66 per ounce, atau membayar denda $10.000 dan dipenjara 10 tahun.
Kebijakan penyitaan ini sedemikian tidak popular, dan penggagasnya bahkan tidak pernah diumumkan. Tak seorangpun anggota Konggres yang mengaku menulisnya. Roosevelt pun membantah dia yang menulisnya. Sekretaris Keuangan William Woodin, mengklaim tidak pernah menggagas kebijakan ini, dan hanya berkata, “Itu adalah apa yang diinginkan para pakar.”
1934 : Pada 20 Juni, mantan Perdana Menteri Inggris David Lloyd berkata “Inggris adalah budak dari kekuatan finansial internasional.”
1935 : Harga ofisial emas dinaikkan menjadi $35 per ounce. Namun mulai sekarang hanya pemerintahan luar negeri yang boleh menukarkan dolar dengan emas. Dari mana harga emas ditentukan di dunia? Sejak 1919, tempatnya adalah di kantor bank N.M. Rothschild & Sons di London, pada jam 11 pagi setiap hari.
Warburg dan kawan-kawannya, yang membeli emas di harga $20,66 sebelum bursa saham crash, sekarang mengirimkan emas kembali ke Amerika dengan harga $35. Para pedagang uang memiliki sebuah pepatah emas,
“Siapa yang memiliki emas, dialah yang membuat aturan.”
Presiden Roosevelt memerintahkan pendirian sebuah gedung untuk penyimpanan emas hasil sitaan pemerintah, tempatnya disebut dengan Fort Knox.
1936 : Tanggal 3 Oktober, Louis McFadden mati diracun. Ini adalah percobaan pembunuhan ketiga kepadanya. Dua kali sebelumnya adalah racun dan tembakan, namun gagal membunuhnya.
1938 : Sejak Federal Reserve mengontrol ekonomi Amerika sejak 25 tahun lalu, dengan dalih menciptakan kestabilan moneter, mereka sudah menyebabkan tiga siklus kejatuhan ekonomi termasuk masa Depresi Besar (the Great Depression). Ekonom pemenang hadiah Nobel Milton Friedman berkata,
“Persediaan uang, harga barang dan hasil produksi menjadi lebih tidak stabil sejak Federal Reserve didirikan. Masa-masa paling sulit tentu saja, adalah 1920-21, 1929-33, dan 1937-38. Tidak ada 20 tahun lainnya di sejarah Amerika yang terdapat 3 petaka ekonomi sebesar ini. Tidak ada depresi yang pernah terjadi di negara manapun yang tidak diikuti oleh pengurangan suplai uang, dan tidak ada pengurangan suplai uang yang tidak diikuti oleh depresi.”
1941 : Sir Josiah Stamp, Direktur Bank of England tahun 1928-1941, mengatakan hal tersebut tentang perbankan,
“Sistem perbankan modern menciptakan uang tanpa modal. Proses ini kemungkinan adalah ciptaan paling luar biasa yang pernah ditemukan. Perbankan dilahirkan dalam ketidaksetaraan dan dosa. Bankir memiliki dunia. Anda bisa mengambil apapun dari mereka, tetapi biarkan hak untuk menciptakan uang di tangan mereka, maka dengan sebatang pena mereka akan menciptakan cukup uang untuk membeli semuanya kembali… Ambillah kekuasaan besar ini dari tangan mereka maka semua kekayaan besar seperti yang saya miliki akan lenyap, dan akan ada sebuah dunia yang lebih baik untuk hidup. Tetapi bila Anda ingin terus menjadi budak dari bank dan membayar harga dari perbudakan, biarkanlah para bankir terus menciptakan uang dan mengontrol kredit.”
1944 : Pendapatan Amerika saat ini sebesar 183 milyar dolar, namun 103 milyar dolar dibelanjakan untuk Perang Dunia II. Angka ini adalah 30 kali lipat belanja saat Perang Dunia I. Pembayar pajak Amerika bahkan menanggung 55% dari total belanja sekutunya dalam perang.
Di Bretton Woods, New Hampshire, International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) (yang kemudian berganti nama menjadi World Bank tahun 1975) didirikan. Amerika berpartisipasi penuh di dalamnya.
Arsitek dari sistem Bretton Woods, dan juga IMF, adalah Harry Dexter White dan John Maynard Keynes. Harry yang meninggal kemudian tahun 1946, terindentifikasi sebagai seorang mata-mata Rusia dengan nama samaran “Jurist” pada tanggal 16 Oktober 1950 di memo FBI. Sedangkan John Maynard Keynes sendiri adalah seorang warga Negara Inggris.
Apa yang dirancang kedua orang ini pada dasarnya adalah sama dengan National Banking Act tahun 1864 dan Federal Reserve Act tahun 1913, cuma sekarang dilakukan pada skala yang lebih besar. Mereka menciptakan sebuah kartel perbankan yang berisi para bank sentral dunia (yang dikuasai oleh swasta), yang secara perlahan mendikte kebijakan kredit dari negara-negara anggotanya.
Bila Federal Reserve menciptakan mata uang Federal Reserve Notes, IMF menciptakan mata uang dunia yang mereka sebut Special Drawing Rights (SDR). Negara-negara anggotanya secara perlahan dipaksa menerima mata uang mereka untuk dikonversikan ke SDR.
IMF dikontrol oleh Dewan Gubernur, yang merupakan kepala dari bank sentral ataupun kepala dari departemen keuangan yang didominasi oleh bank sentral. Kekuatan suara di IMF pada dasarnya ada di tangan Federal Reserve (Amerika) dan Bank of England (Inggris).
1945 : “Liga Bangsa-Bangsa”, yang sekarang disebut sebagai “Perserikatan Bangsa-Bangsa” (United Nations) didirikan. Perang Dunia II berhasil memberikan kelelahan fisik, emosional, dan mental kepada berbagai negara paska perang. Cetak biru untuk menciptakan Pemerintahan Dunia seperti yang diinginkan bankir mulai terbentuk.
1946: Bank of England dinasionalisasikan. Kelihatannya memang merupakan langkah raksasa, tetapi kenyataannya sama sekali tidak berbeda dengan sebelumnya. Pemerintah memang menguasai saham dari Bank of England, tetapi mereka tidak mempunyai uang untuk membayar sahamnya. Jadi para pemegang saham tidak mendapatkan uang dari pemerintah Inggris, dan sebagai gantinya mereka mendapatkan surat hutang dari pemerintah. Keuntungan dari operasional bank ini akan digunakan untuk membayar bunga dari surat hutang ini.
Jadi, walaupun Bank of England sekarang dimiliki pemerintah, kenyataannya suplai uang Inggris masih ada di kendali pihak swasta, 97% dalam bentuk pinjaman yang dibebani bunga, yang diciptakan bank komersial swasta.
Hasilnya, bank ini masih dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang dunia perbankan komersial. Anggota dari Dewan Direktur, yang membuat dan menjalankan kebijakan, semuanya berasal dari dunia perbankan, asuransi, ekonom, dan korporat besar.
Walaupun Bank of England disebut sebagai Bank Sentral, dia pada dasarnya adalah badan yang meregulasi dan mendukung sistem yang sudah ada. Kadang-kadang mereka disebut sebagai “pemberi pinjaman terakhir” (lender of the last resort), yang mana salah satu tugasnya adalah memberikan dukungan dana bila ada bank atau institusi finansial yang berada dalam kesulitan dan dana mereka dirush.
1950 : Semua negara yang terlibat dalam Perang Dunia II melipatgandakan hutang mereka. Antara 1940 dan 1950, hutang pemerintahan federal Amerika naik dari 43 milyar dolar menjadi 257 milyar (naik 598%). Hutang Jepang naik 1348%, hutang Perancis naik 583%, dan hutang Kanada naik 417%.
James Paul Warburg di depan Senat tanggal 7 Febuari mengatakan “Kita akan memiliki Pemerintahan Dunia, tidak masalah Anda suka atau tidak. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah Pemerintahan Dunia ini akan dicapai lewat penaklukkan atau persetujuan.”
Ini adalah saat para bankir membuat perencanaan pemerintahan global berisi tiga langkah untuk melakukan sentralisasi sistem ekonomi di seluruh dunia. Ketiga langkah ini adalah:
1. Bank Sentral mendominasi ekonomi setiap negara di seluruh dunia.
2. Sentralisasi ekonomi regional seperti Perserikatan Eropa (European Union) dan persekutuan dagang Amerika Utara (NAFTA).
3. Sentralisasi ekonomi dunia melalui Bank Sentral Dunia, sebuah mata uang dunia, dan mengakhiri kemerdekaan nasional lewat penghilangan semua tarif semacam GATT.
1953 : Presiden Eisenhower memerintahkan audit atas Fort Knox. Fort Knox memiliki lebih dari 700 juta ounce emas, 70% cadangan emas dunia. Walaupun menurut hukum federal setiap tahun harus diadakan audit terhadap Fort Knox, tetapi itu adalah terakhir kalinya Fort Knox diaudit.
1963 : Presiden John F. Kennedy menandatangani Executive Order No. 11110 yang mengembalikan kekuasaan mencetak uang kepada pemerintah, tanpa melalui Federal Reserve. Order ini memberikan hak kepada Departemen Keuangan untuk menerbitkan sertifikat perak atas semua koin perak, ataupun dolar perak yang ada di Departemen Keuangan. Artinya untuk setiap ounce perak yang dimiliki pemerintah Amerika, pemerintah bisa menerbitkan mata uang baru tanpa beban hutang untuk diedarkan.
22 November 1963 Kennedy mati ditembak.
1969 : Konggres menyetujui hukum yang mengizinkan Federal Reserve menerima SDR dari IMF sebagai cadangan uang Amerika dan boleh menerbitkan Federal Reserve Note untuk ditukarkan dengan SDR.
1971 : Semua emas murni secara diam-diam dipindahkan dari Fort Knox, dijual kepada bankir internasional dengan harga $35 per ounce, dipercaya emas ini disimpan di London. Presiden Nixon mencabut standar emas dolar Amerika (dolar tidak lagi dibacking oleh emas) dan membatalkan peraturan anti kepemilikan emas dari era Roosevelt. Jadi mulai sekarang rakyat Amerika boleh memiliki emas kembali. Hasilnya harga emas meroket. Dalam waktu 9 tahun, sampai 1980, emas naik menjadi $880 per ounce, 25 kali lipat harga jual Fort Knox kepada para bankir internasional.
1974 : Sebuah penerbit New York mengklaim keluarga Rockefeller memanipulasi Federal Reserve agar menjual emas Fort Knox dengan harga murah kepada spekulator Eropa. 3 hari setelah berita ini diterbitkan, sang pembocor informasi, sekretaris dari Nelson Rockefeller, Louise Auchincloss Boyer, secara misterius mati karena jatuh dari jendela apartemennya dari lantai 10 di New York.
1975 : Edith Roosevelt, cucu dari Theodore Roosevelt mempertanyakan mengapa pemerintah tidak melakukan apapun untuk mengklarifikasi masalah kehilangan emas di Fort Knox. Pemerintahan Amerika bersikukuh tidak akan melakukan audit emas yang masih ada di Fort Knox.
1981 : Presiden Ronald Reagan mulai menjabat, teman-teman konservatifnya menyarankan untuk kembali ke sistem moneter standar emas, untuk mengendalikan belanja pemerintah. Reagan menunjuk sebuah grup yang dia sebut “Gold Comission” untuk melakukan studi terhadap masalah ini dan melaporkan kembali kepada Konggres.
1982 : “Gold Comission” melaporkan hal sebagai berikut,
“Departemen Keuangan Amerika tidak memiliki emas lagi. Semua emas di Fort Knox dimiliki oleh Federal Reserve, sebuah kelompok bankir swasta, sebagai jaminan atas hutang Nasional Amerika.
1983 : Pemerintah Ekuador, supaya bisa mendapatkan pinjaman 1,5 milyar dolar dari IMF, mereka harus menalangi pinjaman swasta yang berhutang kepada bank-bank swasta. Untuk memastikan Ekuador memiliki kemampuan untuk membayar kembali, IMF mendikte kebijakan untuk menaikkan harga listrik dan utilitas lainnya. Saat tindakan itu juga tidak menyelesaikan masalah, IMF menyuruh Ekuador memecat 120.000 tenaga kerja di instansi tersebut.
Ekuador dipaksa melakukan hal-hal berikut oleh IMF, menaikkan harga gas sebesar 80% sebelum November 2000, menjual kepemilikan sistem pengairan mereka ke operator luar negeri, memberikan hak kepada British Petroleum (BP) untuk membangun dan memiliki pipa minyak yang melewati Andes, dan menghilangkan lebih banyak pekerja dan mengurangi gaji mereka sebesar 50%.
1987 : Edmond de Rothschild mendirikan World Conservation Bank yang dirancang untuk mentransfer hutang dari negara dunia ketiga (negara miskin) ke bank tersebut dan sebagai gantinya negara dunia ketiga akan memberikan tanah mereka kepada bank tersebut. Ini dimaksudkan agar Rothschild bisa mengontrol negara dunia ketiga yang memiliki 30% luas tanah di bumi.
1988 : Tiga cabang dari Bank Sentral Dunia (World Bank, BIS, dan IMF) melalui BIS mewajibkan bankir dunia untuk menaikkan cadangan mereka menjadi 8% dari liabilitas pada tahun 1992. Hal ini akan meningkatkan persyaratan modal di level atas dari sistem fractional reserve lending.
Untuk mengumpulkan uang ini, para bankir dunia harus menjual saham mereka yang mengakibatkan kejatuhan bursa saham di dunia. Sebagai contoh di Jepang, salah satu negara dengan modal cadangan paling rendah, nilai dari bursa saham mereka jatuh 50% dan nilai dari real estate komersial mereka jatuh 60% hanya dalam waktu 2 tahun.
Maksud dari gagasan ini adalah supaya IMF bisa menciptakan lebih banyak lagi SDR yang tidak dibacking oleh apapun, dan supaya negara-negara miskin bisa meminjam darinya. Negara-negara ini secara bertahap akan berada dalam kendali IMF setelah mereka mulai kesulitan membayar beban bunga, dan harus meminjam lebih banyak dan lebih banyak lagi. IMF kemudian bisa memilih negara mana yang boleh meminjam dan negara mana yang akan kelaparan. Mereka bisa menggunakan kontrol ini untuk mendapatkan aset-aset seperti utilitas sebagai pembayaran atas hutang sampai suatu hari mereka memiliki negara tersebut
1991 : Pada Konferensi Bilderberg tanggal 6-9 Juni di Baden-Baden, Jerman, David Rockefeller mengucapkan hal ini,
“Kami sangat berterima kasih kepada Washington Post, New York Times, majalah Time, dan penerbit-penerbit besar lain yang Direkturnya telah menghadiri pertemuan-pertemuan kami dan menepati janji mereka selama 40 tahun terakhir. Akan menjadi hal yang mustahil bagi kita untuk mengembangkan rencana kami di dunia, bila kita mendapatkan sorotan dari publik selama tahun-tahun ini.”
1992 : Negara-negara debitur miskin yang berhutang pada World Bank, membayar 198 juta dolar lebih banyak daripada yang mereka terima kepada bank sentral – bank sentral negara maju. Pinjaman mereka cuma akan memberikan bantuan sesaat untuk mengatasi kemiskinan yang disebabkan oleh pembayaran pinjaman sebelumnya.
Tahun ini hutang luar negeri Afrika sudah mencapai 290 milyar dolar, dua setengah kali lipat lebih banyak dibanding tahun 1980, yang menyebabkan terbengkalainya sekolah, perumahan, tingkat kematian balita yang sangat tinggi, penurunan kesehatan rakyat, dan pengangguran masal.
Boris Yeltsin lewat Washington Post berkata “Dana bantuan dari luar negeri langsung disedot kembali ke rekening bank-bank Barat hanya untuk melunasi hutang sebelumnya.”
Tahun ini rakyat Amerika membayar Federal Reserve bunga sebesar 286 milyar dolar, uang yang dicetak oleh Federal Reserve tanpa modal.
1996 : Pernahkah Anda berpikir mengapa produksi dunia tampak berpindah ke Cina? Dalam sebuah laporan berjudul “Ekonomi Cina Menuju Abad 21”, prediksi pendapatan per kapita Cina tahun 2010 adalah sebesar $735, hanya sedikit di atas definisi negara pendapatan rendah versi World Bank.
1997 : Empat hari setelah diangkat sebagai Perdana Menteri, Ketua Bendahara Inggris Gordon Brown menegaskan kembali bahwa Bank of England bebas dari segala kontrol politik pemerintah.
Dalam bukunya “The Grand Chessboard”, Zbigniew Brzezinski mengungkapkan bahwa Jerman adalah pemegang saham terbesar di World Bank. Kalau Anda masih ingat bahwa keturunan Rothschildlah yang mengendalikan Jerman paska Perang Dunia I, tidak sulit untuk menebak siapa yang mengendalikan World Bank sekarang.
1998 : IMF memprakarsai penghilangan subsidi minyak dan bahan pangan untuk penduduk miskin di Indonesia. Pada saat yang bersamaan juga menuntut pemerintah menalangi hutang untuk para debitur yang gagal bayar untuk menyelamatkan kroni-kroni bankir mereka.
Sebuah dokumen yang bocor dari World Bank, “Master Plan for Brazil.” Isinya adalah 5 persyaratan untuk memastikan tenaga kerja publik yang fleksibel. Kelima persyaratan itu adalah:
• Pengurangan gaji / tunjungan.
• Pengurangan pensiun.
• Peningkatan jam kerja.
• Pengurangan stabilitas pekerjaan.
• Pengurangan kesempatan kerja.
1999 : Di Brazil, perusahaan listrik yang sudah diprivatisasi “Rio Light” menyebabkan pemutusan listrik yang serius di Brazil. Setelah privatisasi Rio mengurangi 40% tenaga kerjanya. Tidak masalah, untuk apa peduli, sebab harga sahamnya kemudian naik 33%!
2000 : IMF mengharuskan Argentina memotong defisit anggaran pemerintah dari $5,3 milyar menjadi $4,1 milyar setahun kemudian, 2001. Saat itu tingkat pengangguran sudah mencapai 20% dari populasi. Tak lama kemudian mereka meningkatkan taruhan dan menyarankan untuk menghilangkan defisit sama sekali. Gagasan mereka adalah menyuruh pemerintah memotong program tenaga kerja darurat dari $200 menjadi $160 per bulan untuk rakyat Argentina.
Mereka juga meminta pengurangan gaji sebesar 12 – 15% dari semua pegawai negeri dan memotong uang pensiun sebesar 13%. Desember 2001, kelas menengah Argentina yang sudah muak mencari sisa makanan di jalanan mulai membakar kota Buenos Aires. Di bulan Januari, pemerintah mendevaluasi mata uang Peso, menyapu bersih kebanyakan daya beli tabungan rakyatnya. Kurang puas karena tidak bisa merampas lebih banyak lagi, Presiden World Bank, James Wolfensohn dengan sedih berkata, “Hampir semua utilitas sudah diprivatisasi...”
Bagaimana mereka mengontrol kekacauan dalam populasi ini? Sebuah contoh, seorang supir bus, umur 37 tahun dengan lima anak, kehilangan pekerjaan dari sebuah perusahaan yang masih berhutang 9 bulan gaji kepadanya. Dalam sebuah demonstrasi menentang ketidakadilan yang terjadi, polisi militer menembak mati dia.
Di Tanzania, hampir 1,3 juta penduduk meninggal karena AIDS. World Bank dan IMF memutuskan bahwa pemerintah harus merubah kebijakan rumah sakit gratis dan sekolah gratis bagi rakyat mereka. Kemudian mereka menyatakan terkejut pendaftaran murid baru turun menjadi 66%.
IMF dan World Bank sudah menata ekonomi Tanzania sejak 1985. Pada masa itu per kapita Tanzania turun dari $309 menjadi $210, standar aksara turun dan tingkat kemiskinan naik tajam di populasi. Saat 1985, Tanzania masih sebuah bangsa sosialis. Juni 2000 World Bank dengan sombongnya mengatakan,
“Satu warisan dari sosialisme adalah kebanyakan orang percaya negara memiliki peranan fundamental untuk meningkatkan pembangunan dan menyediakan pelayanan sosial.”
Di Bolivia, kerusuhan terjadi setelah World Bank meningkatkan secara drastis harga air bersih. Menurut World Bank hal itu mutlak diperlukan untuk menyediakan uang untuk perbaikan dan ekspansi. Ini omong kosong. Di Inggris, setelah Wessex Water diprivatisasi (dibeli oleh Enron), kualitas air menurun dan harga terus meningkat.
2001 : Profesor Joseph Stiglitz, mantan Ketua Ekonom World Bank, dan mantan Ketua Penasehat Bill Clinton, mengakui di publik “Empat Langkah Strategi” World Bank untuk memperbudak negara demi keuntungan bankir.
Langkah Satu : Privatisasi. Pemimpin nasional akan ditawarkan 10% komisi untuk menjual aset-aset nasional. Uang akan disimpan dengan aman di rekening mereka di Swiss.
Langkah Dua : Liberisasi Pasar Modal. Stiglitz menyebutnya siklus uang panas. Dana dari luar negeri harus dibiarkan bebas masuk untuk berspekulasi di real estate dan mata uang. Saat keadaan tampak menjanjikan, uang ditarik keluar untuk menciptakan kekacauan ekonomi.
Negara bersangkutan kemudian akan meminta bantuan dari IMF dan IMF kemudian mensyaratkan untuk menaikkan suku bunga bank antara 30% sampai 80%. Ini terjadi di Indonesia, Brazil, dan juga negara-negara Asia dan Latin lainnya. Suku bunga tinggi ini menyebabkan kemiskinan bangsa, menurunkan nilai properti, menghancurkan produksi industri dan mengeringkan tabungan nasional.
Langkah Tiga : Penentuan Harga Pasar. Harga makanan, air, dan gas dinaikkan yang menyebabkan keresahan sosial yang berujung ke kerusuhan. Ini dikenal dengan istilah “kerusuhan IMF”. Kerusuhan akan menyebabkan pelarian modal dan kebangkrutan pemerintah. Ini menguntungkan korporasi luar negeri karena aset-aset negara tersebut sekarang bisa dibeli dengan harga amat murah.
Langkah Empat : Perdagangan Bebas. Ini adalah tahap di mana korporasi internasional akan memasuki pasar Asia, Latin Amerika, dan Afrika pada saat mereka sendiri tetap mengenakan tarif masuk bagi produk agrikultur negara dunia ketiga. Mereka mengenakan harga yang sangat tinggi untuk obat bermerek dan menyebabkan tingkat kematian dan penyakit yang sangat tinggi.
Akan ada banyak orang yang kalah dalam sistem ini, dan sangat sedikit pemenang, para bankir. Sesungguhnya penjualan utilitas seperti listrik, air, telepon, dan gas adalah prasyarat untuk mendapatkan pinjaman oleh negara berkembang. Aset-aset ini diperkirakan senilai 4 trilyun dolar.
Bulan September, Stiglitz diberikan hadiah Nobel bidang ekonomi.
2002 : Pada tanggal 12 April semua surat kabar utama Amerika menulis cerita bahwa Presiden Hugo Chavez mengundurkan diri karena “tidak popular dan diktator.” Kenyataannya dia diculik dalam kudeta. Namun karena mendapatkan simpati dari tentara, kudeta tersebut gagal dan dia kembali ke kantor besok harinya. Menariknya dia memiliki sebuah bukti video bahwa saat dia dikurung ada militer Amerika di lokasi tersebut.
Chavez, yang dibenci oleh media Barat, memberikan susu dan perumahan kepada orang miskin, memberikan tanah tak terpakai dari perkebunan kepada orang-orang yang tidak memiliki tanah. Dosa besar dia adalah meningkatkan pajak royalty atas penemuan minyak baru, dari 16% menjadi 30%, yang menyebabkan keuntungan ExxonMobil dan operator minyak internasional lainnya menurun.
Dia juga memegang kendali penuh atas perusahaan minyak negara, PDVSA, yang sebelumnya secara de facto juga dikendalikan para perusahaan minyak internasional.
Chavez juga menjadi Presiden dari OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries). Bukannya mengikuti Strategi Empat Langkah versi World Bank, yang menurunkan gaji pekerja demi keuntungan bankir, Chavez malahan meningkatkan gaji minimum pekerja sebesar 20%. Salah seorang Menterinya, Miguel Bustamante Madriz, yang menyadari bahaya yang sedang melanda mereka karena tidak mengikuti apa yang dilakukan Argentina, mengatakan “Amerika tidak akan membiarkan kami tetap berkuasa. Kami adalah perkecualian atas globalisasi versi mereka. Kalau kami berhasil, kami akan menjadi contoh bagi semua orang di benua Amerika.”
2006 : Amerika dan Inggris berperang di Afganistan dan Irak, dan merencanakan untuk menginvasi Iran. Seperti yang saya katakan, generator terbesar hutang adalah perang. Tindakan ini akan mendorong Amerika ke jurang kehancuran finansial total.
sumber: pohonbodhi.blogspot.com
48 S.M. : Julius Caesar mengambil kembali hak untuk untuk membuat koin emas dari tangan pedagang uang di zamannya untuk kepentingan masyarakat. Dengan suplai uang baru yang berlimpah, dia memulai banyak proyek konstruksi dan pekerjaan umum. Dengan jumlah uang yang banyak, Caesar memenangkan hati dari rakyatnya.
Tetapi para pedagang uang membencinya dan karena itu Caesar dibunuh. Setelah kematian Caesar, suplai uang berkurang, pajak naik, demikian juga korupsi.
Pada akhirnya suplai uang di Roma berkurang sampai 90%, yang menyebabkan rakyat jelata kehilangan tanah dan rumahnya.
30 : Yesus Kristus untuk pertama kalinya menggunakan kekerasan untuk mengusir para pedagang uang keluar dari bait Allah.
Ketika orang Yahudi membayar pajak Ibadah di Yerusalem, mereka harus membayar dengan koin khusus, setengah shekel (setengah ounce perak murni) Koin jenis itu adalah satu-satunya koin perak murni tanpa gambar Raja, karenanya bagi Yahudi itu adalah satu-satunya koin yang bisa diterima oleh Tuhan.
Sayangnya koin ini jumlahnya tidak banyak, para pedagang uang mengumpulkan hampir semuanya, dan harga dari koin ini menjadi sangat mahal karenanya. Mereka memaksa orang-orang Yahudi untuk membayar mahal koin ini dan mendapatkan keuntungan yang besar.
Yesus mengusir para pedagang uang ini karena tindakan monopoli mereka yang merusak kesucian rumah Allah. Beberapa hari kemudian, Yesus disalib.
1024 : Para pedagang uang memegang kendali suplai uang di Inggris dan secara umum disebut sebagai tukang emas. Uang kertas mulai diedarkan dalam bentuk kwitansi deposit emas dari masyarakat kepada para tukang emas karena kebanyakan orang menyimpan emas mereka kepada tukang emas. Kertas-kertas kwitansi ini pun mulai diperdagangkan dan digunakan dalam perdagangan sehari-hari karena lebih nyaman dan mudah dibawa daripada koin emas dan perak.
Lama kelamaan para tukang emas ini memperhatikan bahwa hanya sebagian kecil dari para deposannya yang akan datang mengambil kembali emas mereka, dan mereka mulai mengambil keuntungan dari sistem ini. Mereka mengedarkan lebih banyak kwitansi daripada emas yang sebenarnya mereka miliki dan tidak ada orang yang benar-benar menyadari tindakannya. Para tukang emas meminjamkan emas dalam bentuk kwitansi melebihi emas yang sebenarnya mereka miliki dan menagih bunga atas pinjamannya kepada orang-orang.
Ini adalah awal lahirnya sistem yang kita sebut sebagai Fractional Reserve Banking, sistem di mana para tukang emas bisa meminjamkan lebih banyak uang daripada yang sebenarnya mereka miliki. Perlahan-lahan kepercayaan diri mereka terus bertambah dan akhirnya mereka bahkan bisa meminjamkan 10 kali lipat uang (emas) yang mereka miliki di deposit.
Para tukang emas ini juga menemukan bahwa dengan mengendalikan suplai uang di sebuah masyarakat, mereka bisa menciptakan siklus ekonomi dengan mempermudah dan mempersulit pinjaman secara berkala.
Caranya adalah pada suatu ketika mempermudah pinjaman kepada orang-orang, menyebabkan jumlah uang beredar bertambah di masyarakat, kemudian berpindah ke mempersulit ataupun menghentikan pinjaman kepada orang-orang, mengambil kembali suplai uang yang beredar dan menyebabkan sebagian orang kesulitan membayar.
Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana saja, akibat dari siklus ini adalah akan ada sebagian orang yang tidak sanggup membayar. Karena tidak bisa mendapatkan pinjaman baru, orang-orang yang tidak sanggup membayar ini akan menyatakan bangkrut dan dipaksa menjual aset-aset mereka kepada para tukang emas dengan harga murah.
Sampai saat ini pun kita mengalami siklus ini. Siklus boom and bust, resesi, depresi, ini hanya kata-kata untuk membodohi dan menutupi penipuan kejahatan dari para pedagang uang.
1100 : Raja Henry I menggantikan Raja William II menjadi raja Inggris. Dia mengambil kembali dari para pedagang uang hak untuk mendistribusikan uang di masyarakat. Uang yang dia gunakan adalah dalam bentuk yang sama sekali berbeda, sebatang kayu! Nama uang ini adalah talley stick, yang kemudian merupakan salah satu uang yang bertahan paling lama, 726 tahun sampai tahun 1826 (sekalipun bentuk uang lain juga muncul bersamaan di antara masa itu).
1225 : St. Thomas Aguinas lahir, dan pada zaman itu Dia memimpin Gereja Katolik untuk melarang pengenaan bunga (riba) atas uang.
Konsep ini adalah mengikuti ajaran Aristoteles bahwa tujuan dari uang adalah untuk melayani anggota masyarakat dan memfasilitasi perdagangan barang. Pengenaan bunga atas uang akan melenceng dari tujuan tersebut karena bunga menciptakan beban tambahan terhadap penggunaan uang.
Oleh karena itu, ajaran Gereja di abad pertengahan Eropa melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1509 : Raja Henry VIII menggantikan Raja Henry VII menjadi raja Inggris. Pada masa itu dia memperlonggar aturan pengenaan bunga atas pinjaman uang. Para pedagang uang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan segera mengekspansi bisnis perdagangan uang mereka. Pada masa ini juga Gereja Inggris memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, yang masih tetap melarang pengenaan bunga atas pinjaman uang.
1553 : Ratu Mary I menggantikan Putri Jane Grey menjadi Ratu Inggris. Pada masa ini, Ratu memperketat kembali aturan bunga pinjaman uang. Para pedagang uang yang marah segera membalas dengan cara memperketat suplai uang dengan menahan emas dan perak mereka dan menyebabkan ekonomi Inggris lumpuh.
1558 : Ratu Elizabeth I naik tahta, dan memutuskan bahwa untuk mengendalikan suplai uang dia harus mengedarkan koin emas dan perak sendiri, dan berhasil mengambil kendali suplai uang dari para pedagang uang.
1609 : Para pedagang uang di Belanda mendirikan Bank Sentral pertama dalam sejarah di Amsterdam.
1642 : Pedagang uang membiayai Oliver Cromwell untuk melancarkan revolusi di Inggris, supaya mereka bisa memegang kendali atas suplai uang kembali. Dalam perang yang penuh darah, Cromwell akhirnya menggulingkan Raja Charles I dan memberikan hukuman mati kepadanya tahun 1649.
Para pedagang uang segera mengkonsolidasikan kembali kekuatan mereka dan selama beberapa dekade berikut memprakarsai berbagai perang dengan biaya yang sangat tinggi untuk kerajaan Inggris. Mereka juga mengambil kepemilikan atas sebidang properti di tengah kota London yang saat ini dikenal dengan nama City of London.
1688 : Para pedagang uang di Inggris bekerja sama dengan rekan mereka yang lebih sukses di Belanda, melancarkan sebuah invasi ke Inggris. Dipimpin oleh William of Orange, mereka merebut tahta kerajaan Inggris. William of Orange kemudian menjadi raja Inggris dengan sebutan Raja William III tahun 1689.
1694 : Selama 50 tahun yang penuh dengan peperangan, pemerintah Inggris akhirnya kesulitan dalam pembiayaan dan harus meminjam kepada para pedagang uang. Para pedagang uang bersedia meminjamkan uang mereka dengan syarat mereka akan diberikan hak untuk mendirikan sebuah bank swasta dengan hak menciptakan kredit.
Nama dari bank ini adalah Bank of England, yang dinamai demikian dengan tujuan satu-satunya adalah untuk membohongi publik bahwa seolah-olah itu adalah milik pemerintah.
Modal awal yang seharusnya disetor untuk mendirikan bank ini adalah 1,25 juta pound dalam bentuk koin emas, nyamun kenyataannya hanya 750 ribu pound yang benar-benar disetor oleh para pedagang uang ini. Namun hal ini tidak menghalangi mereka untuk segera memulai pinjaman kepada kerajaan Inggris dengan mengenakan bunga atas setiap sen yang mereka pinjamkan.
Salah satu Direkturnya pernah mengatakan, “Bank ini mendapatkan keuntungan dari uang-uang yang dia ciptakan tanpa modal, dan semua pinjamannya harus dijamin dengan pajak yang harus dibayar oleh rakyat Inggris.”
Tak lama kemudian, Bank of England segera menyerang talley stick, bentuk uang lain yang masih beredar pada masa itu.
1698 : Selama empat tahun pertama Bank of England, rencana mereka untuk mengendalikan suplai uang berkembang dengan pesat. Hutang awal yang sebelumnya cuma 1,25 juta pound sekarang sudah bertambah menjadi 16 juta pound! Ini adalah peningkatan sebesar 1280% hanya dalam 4 tahun.
Mengapa mereka melakukan ini? Sederhana, sebagai contoh bila uang yang beredar di sebuah negara adalah 5 juta pound, dan Bank Sentral kemudian menerbitkan 15 juta pound baru dan mengedarkannya di masyarakat dalam bentuk pinjaman, maka ini akan melemahkan nilai dari 5 juta pound yang sebelumnya ada. 5 juta pound itu sekarang hanyalah 25% dari perekonomian. Dengan demikian bank mengontrol 75% dari sirkulasi uang di negara tersebut. Ini adalah tahap I dari skema kerja mereka.
Hal ini sekaligus menciptakan inflasi yang merupakan pengurangan nilai uang yang dimiliki setiap orang karena masyarakat tersebut dibanjiri dengan uang baru dari Bank Sentral. Karena nilai uangnya bertambah kecil, maka orang-orang mulai pergi ke bank untuk mengajukan pinjaman modal untuk menjalankan usaha dan lain-lain. Saat Bank Sentral merasa cukup puas dengan tingkat hutang dari masyarakat tersebut, mereka akan mulai mengetatkan suplai uang dengan mempersulit pinjaman. Ini adalah tahap II dari skema kerja mereka.
Tahap III, duduk manis dan menunggu sebagian debitur gagal bayar / bangkrut, ini akan memberikan kesempatan kepada bank untuk menyita kekayaan riil, bisnis, properti dll, dengan membayar harga murah kepada pemilik sebelumnya. Inflasi tidak pernah memberikan efek jelek terhadap bank, mereka adalah satu-satunya grup yang mendapatkan manfaat darinya, sebab bila mereka kekurangan uang mereka tinggal mencetak lebih banyak.
1757 : Benjamin Franklin (salah satu pemimpin revolusi Amerika) menuju Inggris dan menghabiskan 18 tahun berikut di sana sampai menjelang perang Revolusi.
1760 : Mayer Amschel Bauer mengganti namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild dan mendirikan House of Rothschild. Dia menemukan bahwa memberikan pinjaman kepada pemerintah jauh lebih menguntungkan daripada memberikan pinjaman kepada individu, sebab nilai pinjaman kepada pemerintah lebih besar dan hutangnya dijamin oleh pajak dari rakyat negara yang bersangkutan. Kemudian dia melatih kelima anaknya seni penciptaan uang ini.
1764 : Benjamin Franklin ditanya oleh Bank of England mengapa koloni mereka, Amerika, bisa bertambah makmur dan dia menjawab “Gampang saja. Di Amerika kami menerbitkan uang kami sendiri. Kami menyebutnya Colonial Scrip. Kami menerbitkannya sesuai dengan proporsi permintaan dari perdagangan dan industri yang memproduksi semua barang dari produsen ke konsumen. Dengan mengendalikan mata uang kami sendiri, kami mengendalikan daya beli mata uang kami, dan kami tidak berhutang kepada siapapun.”
Mendengar penjelasan ini, parlemen Inggris segera mengeluarkan aturan Currency Act tahun 1764. Mereka melarang koloni mereka untuk mengeluarkan mata uang sendiri dan semua pajak diharuskan untuk dibayarkan dalam bentuk koin emas maupun perak.
Dalam autobiografinya, Franklin berkata, “Dalam waktu satu tahun, kondisi Amerika berbalik dengan sebelumnya, depresi mulai terjadi, dan orang-orang kehilangan pekerjaan mereka… Negeri koloni ini sebenarnya dengan senang hati bersedia membayar sedikit pajak atas produksi teh dan lainnya seandainya uang mereka tidak diambil oleh Inggris”
Hilangnya hak koloni untuk mengeluarkan mata uang mereka sendiri dari tangan Raja George III dan para bankir internasional inilah yang menyebabkan perang revolusi.
Kontrol atas sistem keuangan Amerika ini kemudian berganti tangan selama 8 kali sejak 1764.
1775 : Tanggal 19 April, dimulainya perang revolusi di Lexington, Massachusetts. Saat itu koloni sudah tidak punya koin emas dan perak karena habis untuk membayar pajak kepada kerajaan Inggris. Akibatnya, pemerintahan kolonial mencetak uang kertas untuk membiayai perang.
Saat perang dimulai, suplai uang Amerika berjumlah 12 juta dolar. Di akhir perang, jumlahnya menjadi 500 juta dolar, dan akibatnya mata uang ini menjadi tak berharga.
1781 : Menjelang akhir dari perang revolusi Amerika, Konggres sudah putus asa akan persediaan uang. Jadi mereka mengizinkan kepala pengawas finansial, Robert Morris, untuk membuka sebuah bank swasta, dengan harapan bisa mengatasi masalah kekurangan uang.
Morris adalah orang kaya yang mendapatkan rezekinya di masa revolusi dengan berdagang material perang. Bank Sentral pertama di Amerika ini disebut dengan Bank of North America, yang diizinkan untuk beroperasi selama 4 tahun, yang dioperasikan dengan cara yang serupa dengan Bank of England. Mereka bisa mempraktekkan fractional reserve banking, menciptakan uang yang tidak mereka miliki, meminjamkannya kepada orang lain dengan mengenakan bunga atas pinjamannya.
1785 : Walaupun berjanji untuk mengatasi masalah suplai uang, tetapi kenyataannya Robert Morris tidak berhasil melakukan apapun selain menciptakan keuntungan untuk pribadinya, dan hak kartel banknya pun tidak diperpanjang Konggres.
1791 : Bank Sentral kedua berhasil didirikan atas lobi dari Robert Morris, Alexander Hamilton, dan Thomas Willing. Nama dari bank ini adalah First Bank of the United States, yang sebenarnya sama persis dengan Bank of North America. Mereka mendapatkan kartel selama 20 tahun dan berhak memonopoli pengadaan uang dari Amerika. 80% dari sahamnya dikuasai oleh swasta dan 20% lainnya oleh pemerintah. Namun, sama seperti Bank of England maupun Bank of North America, para pemegang saham swasta ini sebenarnya tidak menyetor penuh modal mereka, mereka menggunakan uang deposit dari pemerintah untuk menciptakan kredit bagi mereka sendiri untuk membeli 80% saham mereka.
Pemegang saham swasta di bank ini tidak pernah diumumkan, namun secara umum dipercayai bahwa Rothschildlah yang ada di baliknya.
Pada tahun 1790, saat Alexander Hamilton sedang mengajukan pendirian bank ini kepada Konggres, Mayer Amschel Rothschild di Frankfurt, Jerman, mengatatakan hal ini, “Biarkan saya yang mengontrol uang sebuah negara, maka saya tidak peduli siapa yang menulis hukum di negara tersebut.”
1796 : Selama 5 tahun sejak pendiriannya, pemerintah Amerika sudah meminjam 8,2 juta dolar dari Bank Sentral ini, dan harga barang-barang sudah melonjak sebanyak 72%. Saat itu presiden Thomas Jefferson berkata, “Saya berharap kita bisa mengamandemen konstitusi kita untuk mengambil hak meminjam dari pemerintahan federal.”
1798 : M.A. Rothschild mengirim anaknya, Nathan, yang saat itu berumur 21 tahun ke Inggris. Dengan modal 20.000 pound, dia mendirikan sebuah bank di sana.
1800 : Di Perancis, Bank of France didirikan. Tetapi Napoleon memutuskan untuk tidak berhutang kepada bankir. Dia berkata “Bila pemerintah tergantung pada para bankir untuk mendapatkan uang, maka bankirlah dan bukan pemerintah yang sedang memegang kendali. Tangan yang memberi di atas tangan yang menerima. Uang tidak mengenal nasionalisme, para bankir tidak memiliki patriotisme, satu-satunya tujuan mereka adalah keuntungan.”
1803 : Presiden Thomas Jefferson bersepakat dengan Napoleon, Amerika akan memberikan 3 juta dolar emas sebagai ganti atas sisi Barat sungai Missisipi. Ini dikenal sebagai pembelian Louisiana.
Napoleon menggunakan uang ini untuk membentuk pasukan, dan mulai menaklukkan Eropa. Bank of England segera bangkit membiayai perang melawan Napoleon dan mendapatkan keuntungan besar dari perang tersebut. Prussia, Austria, dan Rusia semuanya terbenam dalam hutang dalam usaha untuk menghentikan Napoleon.
1807 : Nathan Rothschild menyelundupkan emas dari Perancis menuju Spanyol untuk membiayai serangan Duke of Wellington terhadap Napoleon.
1811 : Masa 20 tahun kartel First Bank of the United States berakhir. Nathan Rothschild mengancam “Bila aplikasi kartel ini tidak diperpanjang, Amerika akan terlibat dalam perang yang mengerikan.”
Presiden keempat Amerika saat itu, James Madison, sangat membenci bankir, dan bersama dengan Wakil Presiden, George Clinton, mereka berhasil menghalangi Senat untuk memperpanjang kartel bank.
1812 : Seperti yang dijanjikan Nathan Rothschild, akhirnya Inggris menyerang Amerika. Namun, karena pada saat yang bersamaan Inggris masih sibuk berperang melawan Napoleon, sampai perang berakhir tahun 1814, Amerika belum berhasil dikalahkan.
1814 : Napoleon kalah dan dibuang ke sebuah pulau di Italy, Elba.
1815 : Napoleon berhasi melarikan diri dan kembali ke Perancis. Dia berhasil mengumpulkan kembali pasukan, tetapi akhirnya kalah kembali dari Duke of Wellington di perang Waterloo.
Nathan Rothschild mengirim salah satu orang kepercayaannya, Rothworth untuk memantau perang tersebut. Begitu hasil perang akhir diketahui, Rothworth segera kembali ke Inggris untuk memberitahu kepada Nathan. Nathan mengetahui kabar ini 24 jam lebih cepat daripada Wellington sendiri di London.
Nathan segera menuju bursa saham London dan menjual besar-besaran. Para pedagang yang lain percaya ini adalah pertanda bahwa Napoleonlah yang memenangkan perang dan mereka pun ikut menjual dalam kepanikan.
Pasar benar-benar goncang, dan semua orang mulai menjual surat hutang pemerintahan Inggris, tetapi Rothschild diam-diam membeli kembali dalam jumlah besar saat harga surat hutang itu jatuh beberapa jam kemudian. Surat-surat hutang ini bisa dikonversikan dengan saham Bank of England, dengan cara itulah Rothschild mengambil alih Bank of England, dan sejak saat itu mengendalikan suplai uang di Inggris.
Nathan Rothschild mengatakan bahwa selama 17 tahunnya di Inggris, dia berhasil melipatgandakan 20.000 pound yang dia bawa sebesar 2500 kali lipat menjadi 50 juta pound!
Sebagian orang bertanya, mengapa bankir menyukai perang? Sederhana saja, bankir membiayai kedua belah pihak yang berperang. Perang adalah generator hutang terbesar dari sebuah negara. Sebuah negara bersedia meminjam berapapun juga agar bisa memenangkan perang. Hasil akhir sebenarnya sudah diketahui dari awal. Sang pecundang akan dibiayai secukupnya, dan pihak yang dibiayai besar-besaran akan memenangkan perang.
Bagaimana bankir memastikan uang mereka bisa kembali? Semua pinjaman diberikan hanya ketika mereka mendapatkan jaminan pemerintah bahwa hutang yang mereka berikan akan dibayarkan saat perang dimenangkan.
1816 : Konggres Amerika kembali mengizinkan Bank Sentral swasta didirikan. Kali ini namanya “Second Bank of the United States.” Bentuk dan pemegang sahamnya adalah lagi-lagi sama dengan First Bank of the United States.
1826 : Talley stick ditarik dari peredaran uang di Inggris.
1828 : Perekonomian Amerika yang sudah dimanupulasi gila-gilaan oleh Bank Sentralnya menyebabkan banyak orang bangkit melawan mereka. Anggota Senat Andrew Jackson menyampaikan kampanye menuju Presiden dengan target utama membubarkan Bank Sentral.
Jackson memenangkan pemilihan Presiden dan langsung beraksi menyingkirkan orang-orang suruhan bankir yang menjabat di pemerintahan. Dia memecat 2.000 orang dari total 11.000 pegawai pemerintahan Federal saat itu.
1832 : Walaupun para bankir membiayai lebih dari 3 juta dolar untuk calon yang mereka sukai, Henry Clay, Jackson tetap terpilih kembali sebagai Presiden Amerika. Motto kampanyenya “Jackson and No Bank!” Presiden Jackson dalam pidato kemenangannya mengatakan “Bahaya korupsi ini cuma terhalangi, belum benar-benar mati.”
1833 : Presidan Jackson menunjuk Roger Taney sebagai Sekretaris Keuangan Negara, dan menginstruksikannya memulai penarikan deposit pemerintah di Second Bank of the United States.
Kepala Second Bank of the United States, Nicholas Biddle, menggunakan pengaruhnya di Senat untuk menolak rencana Roger, dan mengancam memprakarsai sebuah depresi bila kartel mereka tidak diperpanjang.
Biddle berkata, “Tidak ada hal lain selain penderitaan masif yang bisa mempengaruhi Konggres... Saya sama sekali tidak ragu, bila tiba saat itu, mereka akan memperpanjang kartel ini.”
Kemudian Second Bank of the United States memperketat peredaran uang di Amerika, mereka memanggil kembali pinjaman mereka dan menolak memberikan pinjaman baru. Kepanikan dan kekacauan finansial pun muncul, dan Amerika memasuki masa depresi. Apa yang dilakukan Biddle sekali lagi membuktikan kepada dunia seperti apa Bank Sentral sebenarnya.
Biddle tanpa rasa malu malahan menyalahkan Presiden Jackson, bahwa Presidenlah yang menyebabkan depresi.
1835 : Konggres memutuskan untuk membatalkan pengambilan deposit negara dari Second Bank of the United States.
1836 : Kartel Second Bank of the United States tidak diperpanjang. Nicholas Biddle ditangkap dan dituntut atas tuduhan penipuan.
1838 : Pada tanggal 8 Januari Jackson membayar pembayaran terakhir hutang pemerintah. (Dia adalah satu-satunya Presiden Amerika yang pernah melunasi hutang pemerintah dalam sejarah Amerika sampai hari ini)
Seorang pembunuh bayaran, Richard Lawrence mencoba menembak Jackson, namun tidak berhasil. Di pengadilan dia divonis tidak bersalah atas dalih dia sudah gila. Setelah bebas, Lawrence terang-terangan mengatakan di publik dia bekerja untuk sekelompok orang berkuasa di Eropa yang berjanji akan melindunginya bila dia tertangkap.
Ketika ditanya apa pencapaian terpenting yang pernah dilakukan dalam hidupnya, Jackson berkata “Penutupan Bank Sentral”
Perlu waktu 75 tahun bagi para keluarga bankir untuk bangkit kembali dan mendirikan bank sentral berikut, Federal Reserve. Kali ini mereka menggunakan keturunan langsung mereka sendiri, Jacob Schiff, keturunan dari Rothschild.
1850 : Jacob (James) Rothschild ditaksir memiliki kekayaan sebesar 600 juta Franc, lebih banyak 150 juta Franc dari seluruh bankir di Perancis dijadikan satu.
1852 : Perdana Menteri Inggris, William Gladstone, mengatakan “Sejak saya bertugas di sini, saya mulai menyadari ternyata pemerintah tidak berkuasa atas masalah finansial. Mereka memang tidak direncanakan untuk berkuasa, pekerjaan sebenarnya mereka adalah melindungi dan menutupi “Kekuatan Kaya.”
1861 : Perang Sipil Amerika dimulai. Penyebab perang bukan masalah perbudakan seperti yang sering dikatakan orang. Negara bagian Utara berperang dengan Negara bagian Selatan karena sengketa tarif perdagangan tidak adil yang diterapkan Utara yang memaksa Selatan harus mengimpor barang dari Eropa dengan harga yang lebih mahal. Eropa pada akhirnya juga menghentikan impor dari Negara bagian Selatan.
Para bankir melihat kesempatan besar untuk memecah belah dan menaklukkan Amerika, mereka membiayai Napoleon III Perancis untuk menaklukkan Meksiko di sebelah Selatan dan pada saat yang sama Inggris menempatkan pasukan mereka di Kanada (Utara).
Presiden Lincoln, yang menyadari dirinya sedang dalam masalah besar, bersama dengan Sekretaris Keuangan Salomon Chase, pergi ke New York dan mencoba mendapatkan pinjaman dari bankir.
Para bankir menawarkan pinjaman dengan bunga antara 24 sampai 36 persen, Lincoln menolak dan kembali ke Washington. Lincoln kemudian bertanya kepada salah satu Kolonelnya, Dick Taylor, bagaimana cara membiayai perang ini. Taylor mengatakan padanya untuk pergi ke Konggres dan keluarkan sebuah peraturan pemerintah tentang penerbitan mata uang kertas sendiri. Uang kertas ini adalah mata uang resmi dari negara, dan semua orang diwajibkan untuk menerimanya sebagai alat tukar.
1862 : Lincoln mulai mencetak 450 juta dolar mata uang baru. Uang ini menggunakan tinta hijau di sisi belakangnya untuk membedakan diri dari uang kertas lainnya saat itu, oleh karena itu dolar mulai disebut dengan nama “Greenbacks” Uang ini tidak dikenai bunga dan dapat digunakan untuk membayar pasukan dan membeli persediaan barang mereka.
Presiden Lincoln adalah presiden terakhir Amerika yang bisa menerbitkan mata uang tanpa hutang… Mengenai masalah uang, Lincoln berkata “Pemerintahlah yang seharusnya mencetak dan mengedarkan uang sesuai dengan kemampuan belanja dari pemerintah dan daya beli dari masyarakat. Dengan mengadopsi prinsip ini, rakyat bisa dibebaskan dari bunga pajak yang sangat memberatkan. Uang akan menjadi pelayan manusia, bukan majikannya.”
Mengenai pernyataan dari Lincoln ini, The Times dari London kemudian menuliskan sebuah propaganda, yang datang dari para bankir, “Seandainya kebijakan dari benua Republik Amerika Utara ini benar-benar diterapkan, pemerintah akan memiliki uang mereka tanpa ongkos. Mereka bisa melunasi hutang mereka dan menjadi negara bebas tanpa hutang. Mereka akan memiliki semua uang yang mereka butuhkan untuk menjalankan perdagangan. Mereka akan menjadi makmur melebihi negara manapun di dunia. Pemerintahan itu harus dihancurkan atau dia akan menghancurkan semua monarki di muka bumi.”
1863 : Tsar Alexander II Rusia memberikan sebuah bantuan tak terduga kepada Lincoln. Tsar mengatakan bahwa bila Inggris ataupun Perancis mengintervensi perang sipil, dan membantu Negara bagian Selatan, Rusia akan menganggap ini sebagai deklarasi perang. Untuk membuktikan kata-katanya, Rusia mengirimkan sebagian kapal perangnya menuju San Fransico.
Bantuan ini, tentu saja bukan karena Tsar orang yang baik hati. Tsar melihat maksud dari para bankir besar, dan diapun telah menolak pendirian bank sentral di Rusia seperti yang diminta oleh bankir elit Eropa. Dia menyadari bahwa bila Amerika jatuh ke tangan Inggris atau Perancis, maka mereka akan berada dalam kendali Bank Sentral lagi. Ekspansi sedemikian besar dari kekaisaran bankir, cepat atau lambat akan mengancam Rusia.
1865 : Lincoln ditembak seorang pembunuh bayaran.
Hanya ada satu kelompok yang memiliki alasan dan keinginan untuk menyingkirnya, Bankir Internasional. Mereka sangat khawatir atas ambisi kredit dari Presiden Amerika tersebut.
Tak lama kemudian, para bankir kembali memperjuangkan pendirian bank sentral. Mereka juga ingin menghapuskan greenbacks, dan menghidupkan kembali mata uang standar emas, yang memang mereka miliki. Ini bertentangan dengan kebijaksanaan Lincoln yang menerbitkan greenbacks, yang dibacking hanya oleh niat baik dan kredit dari Amerika.
Para bankir ingin mengendalikan semua mata uang dan kredit dari semua negara di dunia. Dalam waktu 8 tahun sejak kematian Lincoln, mereka berhasil menerapkan sistem standar emas kembali di Amerika Serikat.
1866 : Para pemilik bank sentral Eropa menginginkan agar bank sentral Amerika segera didirikan dan mata uang Amerika harus dibacking oleh emas. Emas adalah komoditi yang tidak tersedia banyak dan oleh karenanya lebih gampang untuk dimonopoli. Lebih baik dibandingkan dengan perak, yang tersedia secara berlimpah di Amerika.
Pada 12 April, atas prakarsa bankir elit Eropa, Konggres mengizinkan Sekretaris Keuangan untuk memperketat suplai uang untuk menarik kembali mata uang greenbacks.
Akibatnya, suplai uang berkurang drastis:
* 1866 : $1.800.000 dalam peredaran : $50.46 per kapita
* 1867 : $1.300.000 dalam peredaran : $44.00 per kapita
* 1876 : $ 600.000 dalam peredaran : $14.60 per kapita
* 1886 : $ 400.000 dalam peredaran : $ 6.67 per kapita
Dalam waktu 20 tahun sejak 1866, 2/3 suplai uang Amerika ditarik oleh bankir dan menyebabkan kehilangan daya beli sebesar 760% bagi rakyat Amerika. Uang sulit didapat karena pinjaman bank ditarik dan pinjaman baru tidak diberikan.
1872 : Ernest Seyd dikirim ke Amerika oleh Rothschild, pemilik Bank of England. Dia diberikan $100.000 yang dipakai untuk menyuap sebanyak anggota Konggres yang dia bisa. Misinya adalah mendemoneterisasi perak, yang ditemukan secara berlimpah di sisi Barat Amerika dan mengancam keuntungan Rothschild.
1873 : Ernest Seyd tampaknya menggunakan uangnya dengan “bijak”, Konggres meluluskan sebuah peraturan baru “Coinage Act,” yang menyebabkan pembuatan koin perak dihentikan sama sekali.
1874 : Koin emas adalah bentuk mata uang satu-satunya di Amerika.
1876 : Atas manipulasi suplai uang di Amerika, 1/3 angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan keresahan sosial mulai timbul. Sebagian orang mulai menuntut untuk kembali ke Greenbacks ataupun ke uang perak. Hasilnya, Konggres membentuk “Komisi Perak Amerika Serikat” untuk menginvestigasi masalah tersebut.
Tampaknya komisi ini mengetahui para bankirlah yang ada di balik masalah ini. Dalam salah satu laporannya, mereka menulis:
Zaman kegelapan dalam sejarah disebabkan oleh berkurangnya uang dan jatuhnya harga… Tanpa uang, peradaban tidak bisa dimulai, dan ketika suplai uang terus berkurang, akhirnya peradaban akan berakhir. Di era awal Kerajaan Romawi, jumlah uang metal adalah 1.800.000.000,- di akhir abad ke-15 suplai uang tinggal 200.000.000,- Dalam sejarah kita tidak bisa menemukan masa yang lebih gelap daripada masa dari Kerajaan Romawi ke Zaman Kegelapan.
Sekalipun mendapatkan laporan dari komisi ini, Konggres tidak bertindak.
1877 : Kerusuhan mulai terjadi dari Pittsburgh sampai Chicago. Para bankir berkumpul dan memutuskan bahwa mereka akan tetap dengan kebijakan mereka. Mereka tahu bahwa walaupun keadaan memang kacau, tetapi mereka tetap orang yang sedang memegang kendali. Dalam rapat Asosiasi Bankir Amerika, mereka menekankan kepada semua anggotanya untuk menolak semua gagasan untuk kembali ke Greenbacks.
1878 : Tanggal 28 Febuari Konggres mengesahkan “Sherman Law.” Hukum ini memperbolehkan pembuatan terbatas koin perak. Namun tidak berarti semua orang yang membawa perak ke Amerika bisa menjadikannya dolar perak. Uang Amerika masih tetap dibacking oleh emas paska Ernest Seyd.
Beredarnya uang tambahan dalam perekonomian, yang diikuti oleh mulai diberikannya pinjaman oleh bankir, karena mereka sudah yakin atas kendali mereka, mengakhiri masa depresi paska perang sipil.
1881 : Wakil partai Repulik, James Garfiel terpilih sebagai Presiden Amerika. Bankir tidak menyukainya, dia adalah mantan Ketua Komite Pengawas dan juga anggota departemen Banking and Currency. Garfield mengetahui dengan pasti penipuan para bankir terhadap orang Amerika. Pada hari pelantikannya, dia berkata, “Siapa yang mengendalikan volume uang di sebuah negara adalah tuan sebenarnya dari industri dan perdagangan… dan ketika Anda sadar bahwa keseluruhan sistem ini sebenarnya mudah untuk dikendalikan, oleh sekelompok kecil orang di atas, Anda tak perlu diberitahu lagi dari mana datangnya periode deflasi dan depresi.”
Tanggal 2 Juli Presiden Garfiels mati ditembak.
1891 : Para bankir menciptakan booming perekonomian selama satu dekade dan kemudian memprakarsai sebuah masa depresi supaya mereka bisa membeli ribuan rumah dan lahan pertanian dengan harga beberapa sen per dolar. Mereka juga menyiapkan sebuah rencana untuk menjatuhkan perekonomian dalam waktu dekat. Dalam salah satu memo kepada Asosiasi Bankir Amerika, yang ditemukan dalam catatan Konggres duapuluh tahun kemudian, terbaca :
“Pada tanggal 1 September 1894, kami tidak akan memperpanjang masa pinjaman kami atas pertimbangan apapun. Pada 1 September, kami akan meminta kembali uang kami. Kami akan menyita jaminan yang gagal bayar. Kami akan mengambil alih 2/3 lahan pertanian di sebelah Barat Missisipi, dan ribuan kavling lainnya di Timur Missisipi, dengan harga yang kami buka… Para petani akan menjadi penyewa, sama seperti di Inggris…”
1896 : Isu sentral dari pemilihan Presiden kali ini adalah seputar penerbitan lebih banyak perak sebagai uang. Wakil Partai Demokrat William Bryan maju sebagai anti standar emas dan menginginkan perak sebagai uang. Bankir mendukung wakil Partai Republik, William Mckinley yang membela standar emas. Mckinley menyuruh para manufaktur dan industrialis mengancam kepada pegawai mereka bahwa bila Bryan yang terpilih, semua pabrik akan tutup dan tidak akan ada pekerjaan.
Taktik ini berhasil, Mckinley mengalahkan Bryan.
1898 : Paus Leo XIII mengatakan hal ini tentang bunga pinjaman,
“Di satu sisi ada sekelompok orang yang memegang kekuasaan karena mereka memiliki kekayaan besar, yang mengendalikan semua pekerja dan perdagangan, yang memanipulasi untuk kepentingan pribadi semua suplai uang, yang bahkan lebih berpengaruh daripada pemerintah sendiri, di sisi yang lain ada sekelompok besar lainnya yang tidak berdaya dan hidup menderita. Bunga pinjaman (riba), yang sudah berkali-kali dilarang oleh Gereja, masih dipraktekkan hari ini walaupun dengan bentuk yang berbeda, supaya sekelompok kecil orang kaya bisa mendapatkan keuntungan dari orang miskin yang hidup hanya sedikit lebih baik dibanding seorang budak.”
1907 : Di awal tahun 1900-an, para bankir mulai tidak sabar untuk mendirikan sebuah bank sentral pribadi di Amerika. Rothschild, Jacob Schiff, dalam sebuah pidatonya kepada Departemen Perdagangan New York, berkata, atau lebih tepatnya, mengancam:
“Kecuali kami mendapatkan hak pendirian Bank Sentral dengan kendali kredit yang kuat, bila tidak negara ini akan menjalani penderitaan dan kepanikan finansial terbesar dalam sejarahnya.”
Agen dari Rothschild, J.P. Morgan yang akan melaksanakan misi ini. Bapak dari J.P. Morgan, Julius Morgan, adalah agen finansial Amerika untuk Inggris, dan setelah kematiannya, J.P. Morgan mulai bermitra dengan Edward Grenville, mantan Direktur Bank of England.
Inilah tahun saat para bankir mulai melancarkan serangan. J.P. Morgan dan beberapa temannya memprakarsai kejatuhan bursa saham. Mereka mengetahui ada banyak bank-bank kecil yang meminjamkan terlalu banyak, sebagian bahkan cuma memiliki cadangan 1% berkat sistem penipuan fractional reserve banking. Dalam beberapa hari, orang-orang yang antri menarik simpanan mereka dari bank menjadi pemandangan biasa.
Morgan kemudian maju ke publik dan mengumumkan bahwa dia akan menalangi bank-bank ini. Namun apa yang tidak dia katakan adalah uang untuk melakukannya adalah datang dengan cara mencetak uang baru. Ajaibnya, Konggres mengizinkannya! Morgan mencetak $200.000.000 uang kertas nyaris tanpa modal, yang tidak dibacking oleh emas sama sekali, yang bisa digunakan orang-orang untuk membeli barang-barang dan jasa, dan sebagian masuk ke bank cabangnya untuk dipinjamkan ke orang lain dengan mengenakan bunga!
Hasilnya, masyarakat umum mulai kembali percaya kepada uang kertas. Tapi yang terpenting adalah mulai saat itu kekuasaan perbankan mulai terkonsolidasi ke tangan sekelompok kecil bank skala besar.
1908 : Dengan berakhirnya kepanikan finansial, J.P. Morgan dipuji sebagai pahlawan oleh Presiden Woodrow Wilson, yang dengan sombongnya berkata,
“Semua kekacauan akan bisa dihindari bila kita mengangkat 6 atau 7 orang seperti J.P. Morgan sebagai komite untuk mengatasi masalah keuangan negara kita. Roosevelt juga menandatangani peraturan pembentukan “Komisi Moneter Nasional”, yang bertujuan mempelajari masalah perbankan dan memberikan rekomendasi kepada Konggres. Tak perlu ditanya, anggota komisi ini dipenuhi oleh J.P. Morgan dan kroni-kroninya.
Ketua komisi ini adalah Senator Nelson Aldrich dari Rhode Island, salah satu keluarga bankir terkaya di Amerika. Putrinya kemudian menikah dengan John D. Rockefeller Jr., yang kemudian melahirkan 5 anak laki-laki (termasuk Nelson Rockefeller yang menjadi Wakil Presiden tahun 1974 dan David Rockefeller yang menjadi Ketua Council of Foreign Relations)
Senator Aldrich kemudian menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar ke Eropa, yang mana dia berkonsultasi dengan Bank Sentral Inggris, Perancis, dan Jerman, atau lebih tepatnya berkonsultasi kepada Rothschild, Rothschild, dan Rothschild.
1910 : Senator Aldrich kembali ke Amerika. Tak lama kemudian dia mengadakan sebuah pertemuan rahasia dengan beberapa keluarga terkaya di Amerika ke Pulau Jekyll, dekat Georgia.
Di grup ini, hadir juga Paul Warburg, yang digaji $500.000 pertahun oleh perusahaan milik Rothschild : Kuhn, Loeb & Company. Uang ini akan digunakan untuk melobi Konggres untuk mendirikan sebuah bank sentral di Amerika. Hadir juga di pertemuan itu Jacob Schiff.
Rothschild, Warburg, dan Schiff, yang keturunannya sudah saling dikawinkan pada dasarnya telah menjadi keluarga yang sama.
Pertemuan itu sedemikian rahasia sehingga pada saat itu hanya nama depan yang boleh digunakan para partisipan untuk mencegah para pelayan mengetahui identitas mereka. Belasan tahun kemudian, salah seorang partisipan, Frank Vanderlip, Presiden dari National Citibank dan representatif dari keluarga Rockefeller, mengkonfirmasi pertemuan itu. Dia berkata,
“Pertemuan itu harus dirahasiakan, karena bila diketahui orang-orang bahwa kami berkumpul dan merancang sebuah Undang-Undang perbankan, maka Undang-Undang itu dipastikan tidak akan diluluskan oleh Konggres.”
Pada masa itu masalah dari bankir elit tersebut adalah ada terlalu banyak bank di Amerika (mendekati 20.000). Pada tahun 1913 hanya 29% bank yang merupakan bank Nasional dan total deposit yang mereka kumpulkan hanya 57% dari pangsa pasar.
Seperti yang dikatakan oleh John Rockefeller, “Kompetisi itu Dosa!”
Senator Aldrich bertahun-tahun kemudian mengakui di sebuah majalah, “Sebelum Undang-Undang ini disahkan, para Bankir New York cuma bisa mendominasi di kota New York. Sekarang kami mendominasi cadangan uang di seluruh Amerika.”
Jadi salah satu tujuan dari para konspirator itu adalah mengontrol bank-bank kecil menengah. Hal kedua yang perlu diketahui adalah saat itu perekonomian sedemikian kuat sehingga kebanyakan ekspansi korporasi dibiayai oleh keuntungan usaha mereka, bukan lewat pinjaman bank. Sepuluh tahun pertama di abad itu, 70% sumber pendanaan korporat datang dari keuntungan usaha mereka. Dan para bankir tidak suka dengan hal itu.
Setelah pertemuan selama 9 hari di Pulau Jekyll, akhirnya mereka berhasil merancang sebuah paket Undang-Undang yang mereka sebut “Aldrich Bill”. Mereka segera mengumpulkan 5 juta dolar untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan dan membiayai para professor Universitas untuk mendukung Undang-Undang itu.
Bank Sentral baru ini pada dasarnya sama saja dengan Bank of the United States, yang akan mendapatkan hak monopoli atas mata uang Amerika dan bisa menciptakan kredit tanpa modal. Dan untuk memberikan kesan ke publik bahwa dia seolah-olah dikendalikan oleh pemerintah, para Dewan Gubernur di Bank Sentral akan ditunjuk oleh Presiden dan disetujui oleh Senat.
Hal ini tidak masalah buat para bankir karena mereka tahu mereka selalu bisa membeli suara para politisi, hanya orang-orang yang mereka inginkan yang akan duduk di Dewan Gubernur.
1913 : Calon partai Demokrat Woodrow Wilson yang dibiayai besar-besaran oleh para bankir memenangkan pemilu. Saat kebanyakan anggota Senat lainnya sedang libur untuk merayakan hari Natal, pada tanggal 22 Desember Senat Amerika menyetujui pendirian Federal Reserve, Bank Sentral Amerika.
Menarik untuk diketahui beberapa minggu sebelumnya, Konggres menyetujui sebuah Undang-Undang untuk mengenakan pajak penghasilan kepada rakyat Amerika. Undang-Undang ini dilobi oleh Senator Aldrich, yang kemudian dikenal sebagai Amandeman ke-16. Undang-Undang ini sangat penting, karena pada dasarnya sistem Federal Reserve akan membawa Amerika ke jurang hutang pemerintahan Federal yang tak terbatas.
Satu-satunya jaminan bahwa bunga dari pinjaman bisa dilunasi adalah dengan mengenakan pajak kepada rakyat , seperti yang sudah mereka lakukan di Bank of England.
Berikut adalah pemegang saham dari Federal Reserve:
• Rothschild Bank of London
• Rothschild Bank of Berlin
• Warburg Bank of Hamburg
• Warburg Bank of Amsterdam
• Lehman Brothers of New York
• Lazard Brothers of Paris
• Kuhn Loeb Bank of New York
• Israel Moses Seif Banks of Italy
• Goldman, Sachs of New York
• Chase Manhattan Bank of New York
Perlu Anda ketahui juga Presidan cuma menunjuk 2 dari 7 Dewan Gubernur Federal Reserve. Masa jabatan Presiden cuma 4 tahun, tetapi masa jabatan Dewan Gubernur adalah 14 tahun! Memang perlu juga Senat untuk menyetujui penunjukan ini, tetapi seperti yang selalu kita lihat, suara mereka selalu bisa dibeli karena bankirlah yang membiayai kampanye mereka.
Berikut empat tahap bagaiman Federal Reserve menciptakan uang tanpa modal:
1. Federal Open Market Committee menyetujui pembelian surat hutang pemerintah Amerika.
2. Surat hutang itu dibeli Federal Reserve.
3. Federal Reserve akan membayar surat hutang ini dengan kredit elektronik ke rekening bank pemerintah.
4. Bank menggunakan deposit ini sebagai cadangan uang. Mereka kemudian bisa meminjamkan uang tersebut sampai sebesar 10 kali lipat deposit tersebut, semuanya dengan bunga.
Sebagai contoh, Federal Reserve membeli surat hutang sebesar 1 juta dolar. Uang ini pada akhirnya bisa menjadi 10 juta dolar di rekening bank. Jadi 10% dari uang-uang baru ini datang dari Federal Reserve, dan 90% lainnya diciptakan oleh bank.
Untuk mengurangi jumlah uang beredar, proses ini dibalik. Federal Reserve akan menjual surat hutang yang mereka pegang ke publik dan uang kemudian mengalir keluar dari rekening si pembeli. Pinjaman dari bank akan dikurangi sebesar 10 kali lipat dari jumlah uang tersebut. Jadi bila Federal Reserve menjual 1 juta dolar surat hutang, pada akhirnya akan ada pengurangan 10 juta dolar uang beredar di masyarakat.
Sebenarnya apa manfaat sistem ini bagi para bankir? (yang sebelumnya berkumpul di Pulau Jeckyll)
1. Ini mencegah usaha reformasi perbankan di masa mendatang, Federal Reserve akan menjadi satu-satunya produsen uang di Amerika.
2. Ini mencegah sistem uang tanpa hutang oleh pemerintah, seperti Greenbacks yang diterbitkan Lincoln.
3. Ini mendelegasikan kepada para bank hak untuk menciptakan 90% suplai uang berkat system fractional reserve banking, yang mana semua uang itu bisa dipinjamkan dengan mengenakan bunga.
4. Ini menciptakan kontrol suplai uang dan keuntungan pribadi di tangan mereka.
5. Ini menciptakan bank sentral pribadi yang bebas dari campur tangan politik.
1914 : Permulaan perang dunia I. Rothschild Jerman meminjamkan uang kepada Jerman, Rothschild Inggris meminjamkan kepada Inggris, dan Rothschild Perancis meminjamkan uang kepada Perancis.
Satu tahun sejak diluluskannya Undang-Undang Federal Reserve, salah satu Representatif Chales Lindbergh Sr., mengatakan bahwa Federal Reserve menciptakan “siklus bisnis” dan memanipulasinya untuk keuntungan pribadi. Dia berkata,
“Untuk menciptakan harga tinggi, Federal Reserve hanya perlu untuk menurunkan suku bunga…, menciptakan ekspansi kredit dan kenaikan harga saham, kemudian saat para pedagang dan pengusaha mulai terbiasa dengan keadaan ini… mereka akan menaikkan suku bunga dan mulai menuai rezeki.”
Mereka bisa menyebabkan pendulum naik dan turun dengan lambat dan teratur dengan merubah suku bunga secara perlahan, ataupun menciptakan kekacauan dan fluktuasi besar dengan merubah suku bunga dalam rentang yang lebih lebar. Apupun pilihan mereka, mereka selalu memiliki informasi dalam yang bisa mereka gunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Ini adalah keuntungan paling kuat, paling berbahaya yang pernah diberikan kepada sekelompok pihak swasta oleh Pemerintah.
Sistem ini benar-benar privat, dirancang dengan tujuan satu-satunya adalah memberikan keuntungan maksimal dengan menggunakan uang orang lain. Mereka selalu tahu terlebih dahulu kapan akan terjadi kepanikan. Mereka juga selalu tahu kapan harus mengakhiri kepanikan. Inflasi dan deflasi sama menguntungkannya bagi mereka yang bisa mengendalikan keuangan.
1915 : J.P. Morgan menjadi agen penjualan “Dewan Material Perang” bagi Inggris dan Perancis yang sedang berperang, dan menjadi konsumen terbesar di planet ini, menghabiskan 10 juta dolar per hari. Selain dia, Presiden Woodrow Wilson juga menunjuk Bernard Baruch menjadi kepala “Dewan Industri Perang.”
Menurut sejarahwan James Perloff, Bernard Baruch dan keluarga Rockefeller mendapatkan keuntungan sekitar 200 juta dolar pada masa Perang Dunia I.
Kebanyakan orang percaya untuk menjaga efektifitas suplai uang, uang harus dibacking oleh benda berharga seperti emas. Namun, siapa yang akan mengontrol emas? Wakil partai Republik, Charles Lindbergh berkata,
“Federal Reserve sudah mendominasi kepemilikan emas dan sertifikat emas.”
1916 : Presiden Wilson mulai menyadari tingkat kerusakan yang dia lakukan kepada Amerika dengan menciptakan Federal Reserve. Dia berkata,
“Kita telah menjadi salah satu pemerintahan terburuk yang ada dalam peradaban, bukan lagi pemerintahan yang memilik kebebasan berpendapat, bukan lagi pemerintahan yang dijalankan oleh mayoritas suara, tetapi sebuah pemerintahan yang didominasi oleh sekelompok kecil orang. Sebagian orang-orang besar di Amerika, di dunia perdagangan dan manufaktur, sedang takut akan sesuatu. Mereka tahu ada sebuah kekuatan yang begitu terorganisir, begitu tak terlihat, begitu rumit, yang mana mereka sebaiknya tidak bicara terlalu keras kalau ingin mengutukinya.”
1917 : Jacob Schiff menghabiskan 20 juta dolar untuk membiayai Revolusi Rusia. Keluarga bankir ini masih belum memaafkan Tsar Rusia karena dua dosa besar yang dia lakukan, tidak mengizinkan pendirian bank sentral di Rusia dan dukungan Tsar kepada Lincoln saat perang sipil.
Secara umum orang mempercayai bahwa Komunisme adalah kebalikan dari Kapitalisme, jadi mengapa para kapitalis mendukungnya? (Revolusi Rusia) Menurut Gary Allen, seorang peneliti,
“Kalau Anda mengerti bahwa sosialisme bukanlah program bagi-bagi kekayaan, melainkan sebuah metode untuk mengkonsolidasikan kekayaan, maka paradox mengapa orang-orang super kaya mempromosikan sosialisme tidak lagi sebuah paradox. Sebaliknya itu benar-benar masuk akal. Komunisme, atau lebih tepatnya sosialisme, bukanlah pergerakan yang dimulai oleh kalangan kelas bawah, melainkan oleh kaum elit ekonomi.”
1919 : Bulan Januari Konferensi Perdamaian Paris dimulai paska Perang Dunia I. Para bankir menempatkan Pemerintahan Dunia (World Government) sebagai agenda utama mereka. Paul Warburg dan Bernard Baruch menghadiri bersama Presiden Wilson. Sayangnya, dunia belum siap dengan gagasan penghilangan batas negara, jadi rencana mereka untuk sementara gagal.
Rencana Pemerintahan Dunia ini disebut dengan Liga Bangsa-Bangsa. Walaupun ada negara yang menerimanya, Konggres Amerika menolaknya. Tanpa dukungan dan persetujuan dari Departemen Keuangan, para bankir gagal mendirikan Liga Bangsa-Bangsa.
1920 : Warren Harding terpilih sebagai Presiden Amerika. Ini adalah awal dari dekade “roaring twenties,” (masa booming bursa saham). Walaupun terpuruk dalam hutang akibat Perang Dunia I dan mengumpulkan hutang 10 kali lebih banyak dibandingkan saat perang sipil, perekonomian Amerika tumbuh dengan pesat. Selain itu, emas mengalir masuk selama perang dan berlanjut selama 1920-an.
Alasan pertumbuhan ini adalah Presiden Harding mengurangi pajak domestik, dan meningkatkan tarif import ke tingkat sangat tinggi.
1921 : Penemu bola lampu, Thomas Alfa Edison, mengkritik Federal Reserve dalam sebuah artikel di harian New York Times pada 6 Desember,
“Bila sebuah negara bisa menerbitkan surat hutang, maka dia juga bisa menerbitkan mata uang. Elemen yang membuat sebuah surat hutang baik, juga akan membuat mata uangnya baik… Benar-benar gila mengatakan sebuah negara bisa menerbitkan 30 juta dolar surat hutang tetapi tidak boleh menerbitkan 30 juta dolar mata uang. Dua-duanya adalah janji untuk membayar, tetapi yang satu menguntungkan si pemberi riba, satunya lagi menguntungkan rakyat banyak.”
1922 : Kutipan Presiden Theodore Roosevelt yang meninggal tahun 1919 muncul di harian New York Times tanggal 27 Maret,
“Para bankir Internasional dan Standard Oil Rockefeller mengendalikan mayoritas surat kabar dan mereka mengusir para pegawai yang menolak bersekongkol untuk menutupi korupsi dan kekuatan tak terlihat mereka di pemerintahan.”
Menurut Walikota New York, John Hylan,
“Penguasa sebenarnya dari Republik ini adalah Standard Oil Rockefeller bersama sekelompok kecil bankir internasional. Kelompok ini menjalankan pemerintahan Amerika demi kepentingan pribadi mereka. Mereka mengontrol kedua belah partai politik, menulis platform politik, dan menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin… Mereka mengontrol mayoritas surat kabar dan majalah di negeri ini.”
1923 : Presiden Warren Harding mati secara misterius. Penyebabnya mungkin keracunan maupun stroke, tetapi jenasahnya tidak pernah diotopsi. Wapres Calvin Coolidge menggantikannya dan melanjutkan kebijakan penurunan pajak dan peningkatan tarif import.
Kebijakan mereka berhasil mengurangi beban hutang pemerintah Federal selama Perang Dunia I sebesar 38% menjadi tinggal 16 milyar dolar. Sejak saat itu Federal Reserve mulai membanjiri perekonomian dengan kredit murah, suplai uang tumbuh 62%.
1924 : Menjelang kematiannya, Woodrow Wilson berkata, “Saya secara tak sengaja telah menghancurkan negaraku.”
1927 : Bulan Juli, Gubernur Bank of England Montagu Norman, Benjamin Strong dari Federal Reserve, dan Dr. Hjalmar Scharcht dari Reichsbank (Jerman) mengadakan pertemuan. Montagu Norman ingin agar emas Inggris yang mengalir ke Amerika selama Perang Dunia I dikembalikan ke Inggris.
1929 : Bulan April, Paul Warburg mengirimkan peringatan ke kroni-kroninya bahwa depresi sudah direncanakan pada akhir tahun ini. Para pemain raksasa Wall Street seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, Joseph Kennedy, Bernard Baruch, dll keluar sama sekali dari bursa saham dan menyimpan uang mereka dalam bentuk uang tunai maupun emas.
Bulan Agustus, Federal Reserve mulai memperketat suplai uang. Pada 24 Oktober bankir besar New York memanggil kembali piutang 24 jam mereka. Artinya broker saham dan pelanggan mereka harus menjual saham mereka untuk menutupi hutang mereka, tak peduli berapun harga saham saat itu.
Bursa saham crash pada hari itu (The Black Thursday).
Federal Reserve mengklaim mereka akan melindungi negara dari depresi dan inflasi, namun mereka terus mengurangi suplai uang. Antara 1929 sampai 1933, mereka mengurangi suplai uang sebesar 33%.
Dalam beberapa minggu sejak crash, 3 milyar dolar kekayaan menguap. Dalam waktu satu tahun, 40 milyar dolar menghilang. Tentu saja, uang ini tidak benar-benar hilang, dia cuma berpindah tangan ke sekelompok kecil orang, seperti yang sudah mereka rencanakan. Sebagai contoh Joseph Kennedy (Bapak dari John F. Kennedy), pada tahun 1929 kekayaannya adalah 4 juta dolar. Pada tahun 1935, kekayaannya sudah mencapai lebih dari 100 juta dolar.
Para bankir dan kroni-kroninya yang sebelumnya sudah membeli emas sebelum crash mengirimkan emas tersebut ke London. Artinya uang kerugian dari kebanyakan rakyat Amerika tidak menghilang, uang tersebut cuma berpindah tangan.
Uang tersebut kemudian digunakan di negara lainnya, terutama lebih dari 30 milyar dolar untuk membangun kembali Jerman atas kehancuran yang terjadi pada masa Perang Dunia I dan untuk mempersiapkan Perang Dunia II. Menurut Louis McFadden, Ketua dari House Banking & Currency Committee antara tahun 1920 – 1931,
“Pasca Perang Dunia I, Jerman jatuh ke tangan Bankir Internasional. Bankir tersebut membeli dan mengontrol industri, tanah, hasil produksi, dan fasilitas publik lainnya. Mereka juga membiayai Adolf Hitler untuk mengancam pemerintahan Bruening yang mulai membangkang.”
1930 : Charles Dawes (agen dari Rothschild dan Wakil Presiden pada masa kepresidenan Calvin Coolidge antara 1925-1929), Owen Young (agen Rothschild, pendiri RCA dan Komisar General Electric antara 1922-1939), dan Hjalmar Schacht (Presiden Reichsbank) mendirikan Bank for International Settlements (BIS).
BIS adalah “bank sentralnya bank sentral.” IMF dan World Bank bertransaksi dengan pemerintah, sedangkan BIS hanya bertransaksi dengan bank sentral. Semua pertemuan dilakukan secara tertutup dan melibatkan bank sentral utama dari seluruh dunia. Misalnya mantan Gubernur Federal Reserve, Alan Greenspan, akan pergi ke kantor pusat BIS di Basel, Swiss, 10 kali per tahun untuk menyelenggarakan pertemuan pribadi.
BIS memiliki kekuasaan besar dan kebal dari kendali pemerintah. Kekebalan mereka antara lain:
1. Kekebalan diplomatik bagi anggota dan barang yang mereka bawa.
2. Tidak ada pajak kepada mereka, termasuk gaji.
3. Penjagaan selevel kedutaan bagi gedung dan kantor BIS di seluruh dunia, termasuk Cina dan Meksiko.
4. Tidak diperkenankan untuk diselidiki oleh pemerintah.
5. Bebas dari semua restriksi imigrasi.
6. Bebas untuk menyimpan semua jenis komunikasi.
7. Bebas dari semua yurisdikasi legal, mereka bahkan memiliki pasukan kepolisian sendiri.
Dewan Gubernur BIS, hanya lima yang dipilih, sisanya adalah anggota permanen, yaitu:
• Nout H E M Wellink, Amsterdam (Chairman of the Board of Directors)
• Hans Tietmeyer, Frankfurt am Main (Vice-Chairman)
• Axel Weber, Frankfurt am Main
• Vincenzo Desario, Rome
• Antonio Fazio, Rome
• David Dodge, Ottawa
• Toshihiko Fukui, Tokyo
• Timothy F Geithner, New York
• Alan Greenspan, Washington
• Lord George, London
• Hervé Hannoun, Paris
• Christian Noyer, Paris
• Lars Heikensten, Stockholm
• Mervyn King, London
• Guy Quaden, Brussels
• Jean-Pierre Roth, Zürich
• Alfons Vicomte Verplaetse, Brussels
Profesor dari Georgetown dan sejarahwan, Carrol Quigley, dalam buku yang dia tulis pada tahun 1975, Tragedy And Hope, mengatakan,
“Kekuatan dari kapitalisme finansial memiliki sebuah rencana yang lebih jauh, yaitu menciptakan sebuah sistem finansial dunia yang dikendalikan oleh tangan swasta yang mana orang-orang ini juga dapat mendominasi sistem politik dan ekonomi dari setiap negara secara keseluruhan. Sistem ini akan dikendalikan dengan model feodal oleh bank sentral di seluruh dunia yang menjalankan rencana ini secara bersama-sama.”
Puncak dari sistem ini adalah Bank for International Settlement di Basel, Swiss (tuan rumah konggres pertama Zionist Dunia, dipimpin oleh Theodor Herzl tahun 1897), sebuah bank swasta yang dimiliki dan dikendalikan oleh para bank sentral yang juga adalah perusahaan swasta.
“Setiap bank sentral… berencana untuk mendominasi pemerintahannya lewat kemampuannya untuk mengendalikan pinjaman, memanipulasi nilai tukar, mempengaruhi tingkat aktivitas perekonomian, dan mempengaruhi para politisi kooperatif dengan memberikan imbalan ekonomi di dunia bisnis.”
Sebagian Senator yang dipimpin Henry Cabot Lodge berjuang untuk menghalangi Amerika terlibat di Bank Sentral Dunia ini. Pada akhirnya Federal Reserve tetap mengirimkan anggotanya dalam pertemuan di Swiss, sampai tahun 1994 baru Amerika secara resmi menjadi anggotanya.
1932 : Louis McFadden mengatakan,
“Di negara ini kita memiliki sebuah institusi paling korup yang pernah ada di dunia. Yang saya maksudkan adalah Federal Reserve... Institusi iblis ini telah memiskinkan rakyat Amerika dan membangkrutkan pemerintah. “
1933 : Presiden Franklin D. Roosevelt memerintahkan penyitaan emas rakyat Amerika, kecuali untuk koin emas koleksi. Rakyat diberikan pilihan, menyerahkan koin emas mereka, dengan dibayar harga resmi $20,66 per ounce, atau membayar denda $10.000 dan dipenjara 10 tahun.
Kebijakan penyitaan ini sedemikian tidak popular, dan penggagasnya bahkan tidak pernah diumumkan. Tak seorangpun anggota Konggres yang mengaku menulisnya. Roosevelt pun membantah dia yang menulisnya. Sekretaris Keuangan William Woodin, mengklaim tidak pernah menggagas kebijakan ini, dan hanya berkata, “Itu adalah apa yang diinginkan para pakar.”
1934 : Pada 20 Juni, mantan Perdana Menteri Inggris David Lloyd berkata “Inggris adalah budak dari kekuatan finansial internasional.”
1935 : Harga ofisial emas dinaikkan menjadi $35 per ounce. Namun mulai sekarang hanya pemerintahan luar negeri yang boleh menukarkan dolar dengan emas. Dari mana harga emas ditentukan di dunia? Sejak 1919, tempatnya adalah di kantor bank N.M. Rothschild & Sons di London, pada jam 11 pagi setiap hari.
Warburg dan kawan-kawannya, yang membeli emas di harga $20,66 sebelum bursa saham crash, sekarang mengirimkan emas kembali ke Amerika dengan harga $35. Para pedagang uang memiliki sebuah pepatah emas,
“Siapa yang memiliki emas, dialah yang membuat aturan.”
Presiden Roosevelt memerintahkan pendirian sebuah gedung untuk penyimpanan emas hasil sitaan pemerintah, tempatnya disebut dengan Fort Knox.
1936 : Tanggal 3 Oktober, Louis McFadden mati diracun. Ini adalah percobaan pembunuhan ketiga kepadanya. Dua kali sebelumnya adalah racun dan tembakan, namun gagal membunuhnya.
1938 : Sejak Federal Reserve mengontrol ekonomi Amerika sejak 25 tahun lalu, dengan dalih menciptakan kestabilan moneter, mereka sudah menyebabkan tiga siklus kejatuhan ekonomi termasuk masa Depresi Besar (the Great Depression). Ekonom pemenang hadiah Nobel Milton Friedman berkata,
“Persediaan uang, harga barang dan hasil produksi menjadi lebih tidak stabil sejak Federal Reserve didirikan. Masa-masa paling sulit tentu saja, adalah 1920-21, 1929-33, dan 1937-38. Tidak ada 20 tahun lainnya di sejarah Amerika yang terdapat 3 petaka ekonomi sebesar ini. Tidak ada depresi yang pernah terjadi di negara manapun yang tidak diikuti oleh pengurangan suplai uang, dan tidak ada pengurangan suplai uang yang tidak diikuti oleh depresi.”
1941 : Sir Josiah Stamp, Direktur Bank of England tahun 1928-1941, mengatakan hal tersebut tentang perbankan,
“Sistem perbankan modern menciptakan uang tanpa modal. Proses ini kemungkinan adalah ciptaan paling luar biasa yang pernah ditemukan. Perbankan dilahirkan dalam ketidaksetaraan dan dosa. Bankir memiliki dunia. Anda bisa mengambil apapun dari mereka, tetapi biarkan hak untuk menciptakan uang di tangan mereka, maka dengan sebatang pena mereka akan menciptakan cukup uang untuk membeli semuanya kembali… Ambillah kekuasaan besar ini dari tangan mereka maka semua kekayaan besar seperti yang saya miliki akan lenyap, dan akan ada sebuah dunia yang lebih baik untuk hidup. Tetapi bila Anda ingin terus menjadi budak dari bank dan membayar harga dari perbudakan, biarkanlah para bankir terus menciptakan uang dan mengontrol kredit.”
1944 : Pendapatan Amerika saat ini sebesar 183 milyar dolar, namun 103 milyar dolar dibelanjakan untuk Perang Dunia II. Angka ini adalah 30 kali lipat belanja saat Perang Dunia I. Pembayar pajak Amerika bahkan menanggung 55% dari total belanja sekutunya dalam perang.
Di Bretton Woods, New Hampshire, International Monetary Fund (IMF) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) (yang kemudian berganti nama menjadi World Bank tahun 1975) didirikan. Amerika berpartisipasi penuh di dalamnya.
Arsitek dari sistem Bretton Woods, dan juga IMF, adalah Harry Dexter White dan John Maynard Keynes. Harry yang meninggal kemudian tahun 1946, terindentifikasi sebagai seorang mata-mata Rusia dengan nama samaran “Jurist” pada tanggal 16 Oktober 1950 di memo FBI. Sedangkan John Maynard Keynes sendiri adalah seorang warga Negara Inggris.
Apa yang dirancang kedua orang ini pada dasarnya adalah sama dengan National Banking Act tahun 1864 dan Federal Reserve Act tahun 1913, cuma sekarang dilakukan pada skala yang lebih besar. Mereka menciptakan sebuah kartel perbankan yang berisi para bank sentral dunia (yang dikuasai oleh swasta), yang secara perlahan mendikte kebijakan kredit dari negara-negara anggotanya.
Bila Federal Reserve menciptakan mata uang Federal Reserve Notes, IMF menciptakan mata uang dunia yang mereka sebut Special Drawing Rights (SDR). Negara-negara anggotanya secara perlahan dipaksa menerima mata uang mereka untuk dikonversikan ke SDR.
IMF dikontrol oleh Dewan Gubernur, yang merupakan kepala dari bank sentral ataupun kepala dari departemen keuangan yang didominasi oleh bank sentral. Kekuatan suara di IMF pada dasarnya ada di tangan Federal Reserve (Amerika) dan Bank of England (Inggris).
1945 : “Liga Bangsa-Bangsa”, yang sekarang disebut sebagai “Perserikatan Bangsa-Bangsa” (United Nations) didirikan. Perang Dunia II berhasil memberikan kelelahan fisik, emosional, dan mental kepada berbagai negara paska perang. Cetak biru untuk menciptakan Pemerintahan Dunia seperti yang diinginkan bankir mulai terbentuk.
1946: Bank of England dinasionalisasikan. Kelihatannya memang merupakan langkah raksasa, tetapi kenyataannya sama sekali tidak berbeda dengan sebelumnya. Pemerintah memang menguasai saham dari Bank of England, tetapi mereka tidak mempunyai uang untuk membayar sahamnya. Jadi para pemegang saham tidak mendapatkan uang dari pemerintah Inggris, dan sebagai gantinya mereka mendapatkan surat hutang dari pemerintah. Keuntungan dari operasional bank ini akan digunakan untuk membayar bunga dari surat hutang ini.
Jadi, walaupun Bank of England sekarang dimiliki pemerintah, kenyataannya suplai uang Inggris masih ada di kendali pihak swasta, 97% dalam bentuk pinjaman yang dibebani bunga, yang diciptakan bank komersial swasta.
Hasilnya, bank ini masih dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang dunia perbankan komersial. Anggota dari Dewan Direktur, yang membuat dan menjalankan kebijakan, semuanya berasal dari dunia perbankan, asuransi, ekonom, dan korporat besar.
Walaupun Bank of England disebut sebagai Bank Sentral, dia pada dasarnya adalah badan yang meregulasi dan mendukung sistem yang sudah ada. Kadang-kadang mereka disebut sebagai “pemberi pinjaman terakhir” (lender of the last resort), yang mana salah satu tugasnya adalah memberikan dukungan dana bila ada bank atau institusi finansial yang berada dalam kesulitan dan dana mereka dirush.
1950 : Semua negara yang terlibat dalam Perang Dunia II melipatgandakan hutang mereka. Antara 1940 dan 1950, hutang pemerintahan federal Amerika naik dari 43 milyar dolar menjadi 257 milyar (naik 598%). Hutang Jepang naik 1348%, hutang Perancis naik 583%, dan hutang Kanada naik 417%.
James Paul Warburg di depan Senat tanggal 7 Febuari mengatakan “Kita akan memiliki Pemerintahan Dunia, tidak masalah Anda suka atau tidak. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah Pemerintahan Dunia ini akan dicapai lewat penaklukkan atau persetujuan.”
Ini adalah saat para bankir membuat perencanaan pemerintahan global berisi tiga langkah untuk melakukan sentralisasi sistem ekonomi di seluruh dunia. Ketiga langkah ini adalah:
1. Bank Sentral mendominasi ekonomi setiap negara di seluruh dunia.
2. Sentralisasi ekonomi regional seperti Perserikatan Eropa (European Union) dan persekutuan dagang Amerika Utara (NAFTA).
3. Sentralisasi ekonomi dunia melalui Bank Sentral Dunia, sebuah mata uang dunia, dan mengakhiri kemerdekaan nasional lewat penghilangan semua tarif semacam GATT.
1953 : Presiden Eisenhower memerintahkan audit atas Fort Knox. Fort Knox memiliki lebih dari 700 juta ounce emas, 70% cadangan emas dunia. Walaupun menurut hukum federal setiap tahun harus diadakan audit terhadap Fort Knox, tetapi itu adalah terakhir kalinya Fort Knox diaudit.
1963 : Presiden John F. Kennedy menandatangani Executive Order No. 11110 yang mengembalikan kekuasaan mencetak uang kepada pemerintah, tanpa melalui Federal Reserve. Order ini memberikan hak kepada Departemen Keuangan untuk menerbitkan sertifikat perak atas semua koin perak, ataupun dolar perak yang ada di Departemen Keuangan. Artinya untuk setiap ounce perak yang dimiliki pemerintah Amerika, pemerintah bisa menerbitkan mata uang baru tanpa beban hutang untuk diedarkan.
22 November 1963 Kennedy mati ditembak.
1969 : Konggres menyetujui hukum yang mengizinkan Federal Reserve menerima SDR dari IMF sebagai cadangan uang Amerika dan boleh menerbitkan Federal Reserve Note untuk ditukarkan dengan SDR.
1971 : Semua emas murni secara diam-diam dipindahkan dari Fort Knox, dijual kepada bankir internasional dengan harga $35 per ounce, dipercaya emas ini disimpan di London. Presiden Nixon mencabut standar emas dolar Amerika (dolar tidak lagi dibacking oleh emas) dan membatalkan peraturan anti kepemilikan emas dari era Roosevelt. Jadi mulai sekarang rakyat Amerika boleh memiliki emas kembali. Hasilnya harga emas meroket. Dalam waktu 9 tahun, sampai 1980, emas naik menjadi $880 per ounce, 25 kali lipat harga jual Fort Knox kepada para bankir internasional.
1974 : Sebuah penerbit New York mengklaim keluarga Rockefeller memanipulasi Federal Reserve agar menjual emas Fort Knox dengan harga murah kepada spekulator Eropa. 3 hari setelah berita ini diterbitkan, sang pembocor informasi, sekretaris dari Nelson Rockefeller, Louise Auchincloss Boyer, secara misterius mati karena jatuh dari jendela apartemennya dari lantai 10 di New York.
1975 : Edith Roosevelt, cucu dari Theodore Roosevelt mempertanyakan mengapa pemerintah tidak melakukan apapun untuk mengklarifikasi masalah kehilangan emas di Fort Knox. Pemerintahan Amerika bersikukuh tidak akan melakukan audit emas yang masih ada di Fort Knox.
1981 : Presiden Ronald Reagan mulai menjabat, teman-teman konservatifnya menyarankan untuk kembali ke sistem moneter standar emas, untuk mengendalikan belanja pemerintah. Reagan menunjuk sebuah grup yang dia sebut “Gold Comission” untuk melakukan studi terhadap masalah ini dan melaporkan kembali kepada Konggres.
1982 : “Gold Comission” melaporkan hal sebagai berikut,
“Departemen Keuangan Amerika tidak memiliki emas lagi. Semua emas di Fort Knox dimiliki oleh Federal Reserve, sebuah kelompok bankir swasta, sebagai jaminan atas hutang Nasional Amerika.
1983 : Pemerintah Ekuador, supaya bisa mendapatkan pinjaman 1,5 milyar dolar dari IMF, mereka harus menalangi pinjaman swasta yang berhutang kepada bank-bank swasta. Untuk memastikan Ekuador memiliki kemampuan untuk membayar kembali, IMF mendikte kebijakan untuk menaikkan harga listrik dan utilitas lainnya. Saat tindakan itu juga tidak menyelesaikan masalah, IMF menyuruh Ekuador memecat 120.000 tenaga kerja di instansi tersebut.
Ekuador dipaksa melakukan hal-hal berikut oleh IMF, menaikkan harga gas sebesar 80% sebelum November 2000, menjual kepemilikan sistem pengairan mereka ke operator luar negeri, memberikan hak kepada British Petroleum (BP) untuk membangun dan memiliki pipa minyak yang melewati Andes, dan menghilangkan lebih banyak pekerja dan mengurangi gaji mereka sebesar 50%.
1987 : Edmond de Rothschild mendirikan World Conservation Bank yang dirancang untuk mentransfer hutang dari negara dunia ketiga (negara miskin) ke bank tersebut dan sebagai gantinya negara dunia ketiga akan memberikan tanah mereka kepada bank tersebut. Ini dimaksudkan agar Rothschild bisa mengontrol negara dunia ketiga yang memiliki 30% luas tanah di bumi.
1988 : Tiga cabang dari Bank Sentral Dunia (World Bank, BIS, dan IMF) melalui BIS mewajibkan bankir dunia untuk menaikkan cadangan mereka menjadi 8% dari liabilitas pada tahun 1992. Hal ini akan meningkatkan persyaratan modal di level atas dari sistem fractional reserve lending.
Untuk mengumpulkan uang ini, para bankir dunia harus menjual saham mereka yang mengakibatkan kejatuhan bursa saham di dunia. Sebagai contoh di Jepang, salah satu negara dengan modal cadangan paling rendah, nilai dari bursa saham mereka jatuh 50% dan nilai dari real estate komersial mereka jatuh 60% hanya dalam waktu 2 tahun.
Maksud dari gagasan ini adalah supaya IMF bisa menciptakan lebih banyak lagi SDR yang tidak dibacking oleh apapun, dan supaya negara-negara miskin bisa meminjam darinya. Negara-negara ini secara bertahap akan berada dalam kendali IMF setelah mereka mulai kesulitan membayar beban bunga, dan harus meminjam lebih banyak dan lebih banyak lagi. IMF kemudian bisa memilih negara mana yang boleh meminjam dan negara mana yang akan kelaparan. Mereka bisa menggunakan kontrol ini untuk mendapatkan aset-aset seperti utilitas sebagai pembayaran atas hutang sampai suatu hari mereka memiliki negara tersebut
1991 : Pada Konferensi Bilderberg tanggal 6-9 Juni di Baden-Baden, Jerman, David Rockefeller mengucapkan hal ini,
“Kami sangat berterima kasih kepada Washington Post, New York Times, majalah Time, dan penerbit-penerbit besar lain yang Direkturnya telah menghadiri pertemuan-pertemuan kami dan menepati janji mereka selama 40 tahun terakhir. Akan menjadi hal yang mustahil bagi kita untuk mengembangkan rencana kami di dunia, bila kita mendapatkan sorotan dari publik selama tahun-tahun ini.”
1992 : Negara-negara debitur miskin yang berhutang pada World Bank, membayar 198 juta dolar lebih banyak daripada yang mereka terima kepada bank sentral – bank sentral negara maju. Pinjaman mereka cuma akan memberikan bantuan sesaat untuk mengatasi kemiskinan yang disebabkan oleh pembayaran pinjaman sebelumnya.
Tahun ini hutang luar negeri Afrika sudah mencapai 290 milyar dolar, dua setengah kali lipat lebih banyak dibanding tahun 1980, yang menyebabkan terbengkalainya sekolah, perumahan, tingkat kematian balita yang sangat tinggi, penurunan kesehatan rakyat, dan pengangguran masal.
Boris Yeltsin lewat Washington Post berkata “Dana bantuan dari luar negeri langsung disedot kembali ke rekening bank-bank Barat hanya untuk melunasi hutang sebelumnya.”
Tahun ini rakyat Amerika membayar Federal Reserve bunga sebesar 286 milyar dolar, uang yang dicetak oleh Federal Reserve tanpa modal.
1996 : Pernahkah Anda berpikir mengapa produksi dunia tampak berpindah ke Cina? Dalam sebuah laporan berjudul “Ekonomi Cina Menuju Abad 21”, prediksi pendapatan per kapita Cina tahun 2010 adalah sebesar $735, hanya sedikit di atas definisi negara pendapatan rendah versi World Bank.
1997 : Empat hari setelah diangkat sebagai Perdana Menteri, Ketua Bendahara Inggris Gordon Brown menegaskan kembali bahwa Bank of England bebas dari segala kontrol politik pemerintah.
Dalam bukunya “The Grand Chessboard”, Zbigniew Brzezinski mengungkapkan bahwa Jerman adalah pemegang saham terbesar di World Bank. Kalau Anda masih ingat bahwa keturunan Rothschildlah yang mengendalikan Jerman paska Perang Dunia I, tidak sulit untuk menebak siapa yang mengendalikan World Bank sekarang.
1998 : IMF memprakarsai penghilangan subsidi minyak dan bahan pangan untuk penduduk miskin di Indonesia. Pada saat yang bersamaan juga menuntut pemerintah menalangi hutang untuk para debitur yang gagal bayar untuk menyelamatkan kroni-kroni bankir mereka.
Sebuah dokumen yang bocor dari World Bank, “Master Plan for Brazil.” Isinya adalah 5 persyaratan untuk memastikan tenaga kerja publik yang fleksibel. Kelima persyaratan itu adalah:
• Pengurangan gaji / tunjungan.
• Pengurangan pensiun.
• Peningkatan jam kerja.
• Pengurangan stabilitas pekerjaan.
• Pengurangan kesempatan kerja.
1999 : Di Brazil, perusahaan listrik yang sudah diprivatisasi “Rio Light” menyebabkan pemutusan listrik yang serius di Brazil. Setelah privatisasi Rio mengurangi 40% tenaga kerjanya. Tidak masalah, untuk apa peduli, sebab harga sahamnya kemudian naik 33%!
2000 : IMF mengharuskan Argentina memotong defisit anggaran pemerintah dari $5,3 milyar menjadi $4,1 milyar setahun kemudian, 2001. Saat itu tingkat pengangguran sudah mencapai 20% dari populasi. Tak lama kemudian mereka meningkatkan taruhan dan menyarankan untuk menghilangkan defisit sama sekali. Gagasan mereka adalah menyuruh pemerintah memotong program tenaga kerja darurat dari $200 menjadi $160 per bulan untuk rakyat Argentina.
Mereka juga meminta pengurangan gaji sebesar 12 – 15% dari semua pegawai negeri dan memotong uang pensiun sebesar 13%. Desember 2001, kelas menengah Argentina yang sudah muak mencari sisa makanan di jalanan mulai membakar kota Buenos Aires. Di bulan Januari, pemerintah mendevaluasi mata uang Peso, menyapu bersih kebanyakan daya beli tabungan rakyatnya. Kurang puas karena tidak bisa merampas lebih banyak lagi, Presiden World Bank, James Wolfensohn dengan sedih berkata, “Hampir semua utilitas sudah diprivatisasi...”
Bagaimana mereka mengontrol kekacauan dalam populasi ini? Sebuah contoh, seorang supir bus, umur 37 tahun dengan lima anak, kehilangan pekerjaan dari sebuah perusahaan yang masih berhutang 9 bulan gaji kepadanya. Dalam sebuah demonstrasi menentang ketidakadilan yang terjadi, polisi militer menembak mati dia.
Di Tanzania, hampir 1,3 juta penduduk meninggal karena AIDS. World Bank dan IMF memutuskan bahwa pemerintah harus merubah kebijakan rumah sakit gratis dan sekolah gratis bagi rakyat mereka. Kemudian mereka menyatakan terkejut pendaftaran murid baru turun menjadi 66%.
IMF dan World Bank sudah menata ekonomi Tanzania sejak 1985. Pada masa itu per kapita Tanzania turun dari $309 menjadi $210, standar aksara turun dan tingkat kemiskinan naik tajam di populasi. Saat 1985, Tanzania masih sebuah bangsa sosialis. Juni 2000 World Bank dengan sombongnya mengatakan,
“Satu warisan dari sosialisme adalah kebanyakan orang percaya negara memiliki peranan fundamental untuk meningkatkan pembangunan dan menyediakan pelayanan sosial.”
Di Bolivia, kerusuhan terjadi setelah World Bank meningkatkan secara drastis harga air bersih. Menurut World Bank hal itu mutlak diperlukan untuk menyediakan uang untuk perbaikan dan ekspansi. Ini omong kosong. Di Inggris, setelah Wessex Water diprivatisasi (dibeli oleh Enron), kualitas air menurun dan harga terus meningkat.
2001 : Profesor Joseph Stiglitz, mantan Ketua Ekonom World Bank, dan mantan Ketua Penasehat Bill Clinton, mengakui di publik “Empat Langkah Strategi” World Bank untuk memperbudak negara demi keuntungan bankir.
Langkah Satu : Privatisasi. Pemimpin nasional akan ditawarkan 10% komisi untuk menjual aset-aset nasional. Uang akan disimpan dengan aman di rekening mereka di Swiss.
Langkah Dua : Liberisasi Pasar Modal. Stiglitz menyebutnya siklus uang panas. Dana dari luar negeri harus dibiarkan bebas masuk untuk berspekulasi di real estate dan mata uang. Saat keadaan tampak menjanjikan, uang ditarik keluar untuk menciptakan kekacauan ekonomi.
Negara bersangkutan kemudian akan meminta bantuan dari IMF dan IMF kemudian mensyaratkan untuk menaikkan suku bunga bank antara 30% sampai 80%. Ini terjadi di Indonesia, Brazil, dan juga negara-negara Asia dan Latin lainnya. Suku bunga tinggi ini menyebabkan kemiskinan bangsa, menurunkan nilai properti, menghancurkan produksi industri dan mengeringkan tabungan nasional.
Langkah Tiga : Penentuan Harga Pasar. Harga makanan, air, dan gas dinaikkan yang menyebabkan keresahan sosial yang berujung ke kerusuhan. Ini dikenal dengan istilah “kerusuhan IMF”. Kerusuhan akan menyebabkan pelarian modal dan kebangkrutan pemerintah. Ini menguntungkan korporasi luar negeri karena aset-aset negara tersebut sekarang bisa dibeli dengan harga amat murah.
Langkah Empat : Perdagangan Bebas. Ini adalah tahap di mana korporasi internasional akan memasuki pasar Asia, Latin Amerika, dan Afrika pada saat mereka sendiri tetap mengenakan tarif masuk bagi produk agrikultur negara dunia ketiga. Mereka mengenakan harga yang sangat tinggi untuk obat bermerek dan menyebabkan tingkat kematian dan penyakit yang sangat tinggi.
Akan ada banyak orang yang kalah dalam sistem ini, dan sangat sedikit pemenang, para bankir. Sesungguhnya penjualan utilitas seperti listrik, air, telepon, dan gas adalah prasyarat untuk mendapatkan pinjaman oleh negara berkembang. Aset-aset ini diperkirakan senilai 4 trilyun dolar.
Bulan September, Stiglitz diberikan hadiah Nobel bidang ekonomi.
2002 : Pada tanggal 12 April semua surat kabar utama Amerika menulis cerita bahwa Presiden Hugo Chavez mengundurkan diri karena “tidak popular dan diktator.” Kenyataannya dia diculik dalam kudeta. Namun karena mendapatkan simpati dari tentara, kudeta tersebut gagal dan dia kembali ke kantor besok harinya. Menariknya dia memiliki sebuah bukti video bahwa saat dia dikurung ada militer Amerika di lokasi tersebut.
Chavez, yang dibenci oleh media Barat, memberikan susu dan perumahan kepada orang miskin, memberikan tanah tak terpakai dari perkebunan kepada orang-orang yang tidak memiliki tanah. Dosa besar dia adalah meningkatkan pajak royalty atas penemuan minyak baru, dari 16% menjadi 30%, yang menyebabkan keuntungan ExxonMobil dan operator minyak internasional lainnya menurun.
Dia juga memegang kendali penuh atas perusahaan minyak negara, PDVSA, yang sebelumnya secara de facto juga dikendalikan para perusahaan minyak internasional.
Chavez juga menjadi Presiden dari OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries). Bukannya mengikuti Strategi Empat Langkah versi World Bank, yang menurunkan gaji pekerja demi keuntungan bankir, Chavez malahan meningkatkan gaji minimum pekerja sebesar 20%. Salah seorang Menterinya, Miguel Bustamante Madriz, yang menyadari bahaya yang sedang melanda mereka karena tidak mengikuti apa yang dilakukan Argentina, mengatakan “Amerika tidak akan membiarkan kami tetap berkuasa. Kami adalah perkecualian atas globalisasi versi mereka. Kalau kami berhasil, kami akan menjadi contoh bagi semua orang di benua Amerika.”
2006 : Amerika dan Inggris berperang di Afganistan dan Irak, dan merencanakan untuk menginvasi Iran. Seperti yang saya katakan, generator terbesar hutang adalah perang. Tindakan ini akan mendorong Amerika ke jurang kehancuran finansial total.
sumber: pohonbodhi.blogspot.com
Comments
Post a Comment